Sebenarnya perusahaan ”peternakan” ayam tadi bukan perusahaan Singapura. Eat Just, perusahaan itu, dari San Francisco.
Eat Just melihat Singapura bisa dijadikan ”pusat” ayam lab di dunia. Antara lain karena BPOM di sana sangat nasionalis.
Singapura akhirnya memang memberi izin itu. Akhir tahun lalu. Maka menjelang Natal 2020, dilakukanlah penjualan pertama ayam lab itu. Dalam bentuk makanan siap lahap. Di restoran Klub 1880 tadi.
Hari itu 40 orang diundang untuk mencicipi. Semuanya anggota klub –atau relasi mereka. Kesaksian para pencicip semuanya memuji. Tidak ada yang mencela –mungkin sungkan, mungkin memang tidak ada yang perlu dicela.
“Rasanya benar-benar ayam murni,” ujar salah satu dari mereka. “Kami bisa makan ayam tanpa merasa bersalah,” katanya. Misalnya, tidak perlu sambil makan ayam membayangkan bagaimana sakitnya ayam disembelih.
Acara cicip-cicip itu memberi kepercayaan diri bagi Klub 1880. Maka sejak Januari lalu menu ayam lab itu pun dipermanenkan di situ.
Untuk sementara chicken nugget tadi dibuat di Singapore Polytechnic’s Food Innovation and Resource Centre. Yang satu hari baru bisa membuat 48 chicken nugget. Itulah sebabnya harga menu chicken nugget di Klub 1880 masih mahal. Satu porsinya Rp 300 ribu.