indoposonline.id – Untuk menghindari gelombang baru wabah Covid-19, pemerintah mengajak masyarakat untuk mudik secara virtual. Kemajuan teknologi informasi saat ini memungkinkan tatap muka kapanpun dimanapun namun tetap aman. Hal tersebut diungkapkan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo di Jakarta Selasa (27/4).
“Kami mengajak masyarakat memanfaatkan layanan secara virtual untuk aktivitas mudik Idul Fitri untuk bersilaturahim dan melepas rindu,” kata Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo, sebagaimana disampaikan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi (KPC PEN) dalam siaran persnya.
Menurutnya saat ini banyak sekali pilihan aplikasi komunikasi virtual yang mudah dan murah. Seiring hal itu Doni juga mengimbau seluruh posko penanggulangan covid yang ada di daerah dapat membantu warga dalam melakukan komunikasi virtual sebagai pengganti silaturahim secara langsung.
Hal itu tersebut dilakukan bagi warga yang memiliki keterbatasan alat maupun kondisi lain yang dapat menghambat silaturahim melalui komunikasi virtual. “Mohon berkenan, posko-posko yang ada di tiap daerah, bisa memberikan kesempatan kepada keluarga yang mungkin belum memiliki fasilitas untuk berkomunikasi secara virtual, untuk bisa difasilitasi,” kata Doni
Doni mengatakan Ramadhan dan Idul Fitri 1422 H di tengah pandemi COVID-19 menjadi momentum yang harus disadari masyarakat di Tanah Air untuk tidak mudik, karena dapat memicu terjadinya penularan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. “Harus kita sadari tahun ini pun mohon tidak mudik dulu. Harus bersabar, harus bisa menahan diri,” kata Doni.
Pembatasan mobilitas penduduk yang diberlakukan pemerintah, kata Doni, semata-mata untuk melindungi segenap masyarakat dari ancaman COVID-19.
“Ini semuanya untuk kepentingan bersama. Kita harus bisa menyelamatkan diri kita, menyelamatkan keluarga kita, dan menyelamatkan bangsa kita,” kata Doni.
Doni menjelaskan bahwa berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, momentum libur hari raya nasional dan keagamaan selalu diikuti oleh tren kenaikan kasus COVID-19 di Tanah Air.
Selain angka kasus aktif, peningkatan Bed Occupancy Rate (BOR) di setiap rumah sakit juga terjadi peningkatan usai liburan. Selain itu, angka kematian juga selalu naik usai liburan. Bahkan, angka kematian tenaga medis dan dokter serta perawat cenderung naik.
“Sudah terbukti, setiap libur panjang akan diakhiri dengan peningkatan kasus, diikuti dengan jumlah pasien di rumah sakit yang meningkat, diikuti dengan angka kematian yang tinggi, termasuk gugurnya para dokter, serta tenaga kesehatan lainnya,” kata Doni. (tim)