indoposonline.id – Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2021 ini, Pusat Studi Pancasila Universitas Pancasila (PSP UP) memberikan pandangan evaluatif atas posisi ideologi dan kondisi bangsa dan negara pada saat ini.
Ketua PSP UP Dr. Hendra Nurtjahjo, SH. MHum, mengatakan, keadaan pandemi dan situasi ekonomi sosial dan politik saat ini berimbas menjadi kompleksitas masalah yang memerlukan pegangan ideologi yang jelas dalam menempuhnya.
”Pandangan evaluatif ini langsung menukik kepada rekomendasi umum untuk memperbaiki keadaan dan memosisikan Pancasila sebagai arus utama dalam ragam perspektif,” ujar Hendra, di Jakarta, Selasa (31/5/2021).
Menurutnya, dalam konteks ini PSP UP mencatat beberapa hal penting. Antara lain, penguatan pemahaman ideologi bagi para penyelenggara negara dan seluruh elemen bangsa dan negara. Pengembangan strategi pembelajaran Pancasila yang efektif pada setiap jenjang pendidikan. Pendidikan Pancasila harus menjadi arus utama dalam pencapaian soft skill para peserta didik. Etika, akhlak, karakter, dan kemampuan akselerasi kebaikan budi pekerti.
Pengembangan Paradigma Keilmuan Pancasila secara serius. Forum Pusat Kajian Pancasila dan Kebangsaan siap bekerja sama dengan Pemerintah dan BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila). Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam perundang-undangan negara harus lebih diperhatikan. ”BPIP harus dapat menjadi motor dalam hal ini,” tegasnya.
Dikatakannya, Pusat Studi Pancasila melakukan beberapa kegiatan kajian strategis pengembangan nilai-nilai Pancasila di lingkungan internal universitas maupun di kalangan eksternal dunia akademik. Beberapa produk kegiatan dan kajian yang telah dilakukan oleh PSP UP, adalah sebagai berikut:
Pengembangan instrumen indeks Pancasila, yang dibuat dengan maksud untuk menjadi alat ukur bagi kita dalam menilai “kepancasilaan” suatu lembaga atau organisasi.
”Hal ini penting untuk menjadi pegangan kita bersama dalam upaya meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila bagi setiap lembaga. Sehingga ada angka indeks yang harus diperbaiki setiap jangka waktu tertentu,” paparnya.
Strategi pembelajaran pancasila dalam setiap jenjang pendidikan. Pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam era milenial dan dalam setiap jenjang pendidikan tentunya memerlukan strategi atau pendekatan yang berbeda-beda.
Kajian ini penting karena akan memberikan masukan bagi setiap pelaku atau pengajar pada jenjang pendidikan: PAUD/TK, SD, SMP, SMA, dan PT/Universitas.
”Masing-masing jenjang memiliki karakteristik dan strategi pembelajaran agar efektif dan efisien dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila,” cetus Hendra.
Implementasi nilai-nilai Pancasila melalui peraturan perundangundangan. Peraturan perundang-undangan merupakan integrasi dari berbagai perspektif untuk diberlakukan sebagai norma efektif di dalam masyarakat. Apa pun yang sudah dinormakan menjadi hukum positif, maka akan menjadi ketentuan yang harus dipatuhi dan diterapkan.
”Karakteristik norma hukum dari peraturan perundang-undangan ini akan menjadi efektif dan komprehensif dalam menerapkan nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
Peta jalan pembangungan karakter Pancasila (internal dan eksternal). Pembangunan karakter Pancasila dalam diri seseorang memerlukan waktu dan perencanaan.
Penyusunan peta jalan pembangunan karakter Pancasila merupakan upaya untuk merencanakan proses pembangunan karakter yang efektif di lingkungan internal universitas maupun eksternal universitas.
Dalam konteks universitas yang memiliki keunikan organisasi dan lembaga-lembaga yang ada, diharapkan dapat membuat peta jalan yang sesuai dengan karakteristik organisasi universitasnya masing-masing.
”Kami berharap bahwa BPIP memiliki blue print yang dapat menjadi contoh pedoman bagi universitas-universitas di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Desa Tangguh Pancasila. Menurut Hendra, saat ini PSP UP bekerja sama dengan Yayasan Peta Bangsa Mandiri dalam rangka pembinaan desa tangguh Pancasila di berapa wilayah. Pilot project ini akan dijalankan di tiga desa di daerah Subang.
”PSP UP berharap agar Pusat Studi Pancasila lainnya juga dapat melakukan kerja sama pembinaan desa tangguh Pancasila dalam rangka mengarusutamakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,” ungkapnya.
Video pembelajaran Pancasila. Visualisasi dan digitalisasi merupakan transmisi nilai dalam masyarakat digital dan milenial. Video pembelajaran merupakan salah satu instrumen kekinian yang dapat menjadi alat bagi penyebaran nilai-nilai kebaikan dalam dunia pendidikan. Termasuk pembelajaran Pancasila secara formal di kelas virtual.
”Video dalam kemasan media sosial seperti Youtube dan Instagram akan menjadi media komunikasi internasional pula dalam memperkenalkan ideologi Pancasila ke seluruh dunia. PSP UP telah memiliki Youtube channel yang dapat dimanfaatkan untuk pencerahan Pancasila kepada seluruh kalangan,” ujarnya.
Penerbitan buletin Warta Pancasila. Hendra mengatakan, penerbitan buletin baik online-digital maupun yang hardcopy kiranya penting untuk dilakukan oleh institusi pendidikan dalam rangka menyebarluaskan pemahaman dan pengalaman tentang ideologi Pancasila.
Buletin merupakan media mikro yang sangat berpengaruh untuk memelihara informasi dan pemikiran yang berkembang tentang nilai-nilai Pancasila dalam ragam perspektif.
Sekolah digital Pancasila dan konstitusi. Pendirian Sekolah Digital yang secara spesifik memberikan pengetahuan tentang Pancasila dan Konstitusi kiranya perlu diwujudkan. Sekolah ini dimaksudkan tidak hanya formal namun bisa juga bersifat nonformal, seperti pengajaran dalam bentuk kursus, workshop, webinar, dll.
”Model sekolah seperti ini kiranya juga dapat mempercepat penyebarluasan pengetahuan tentang ideologi Pancasila,” cetus Hendra.
Pengembangan paradigma keilmuan dalam setiap konsentrasi studi. Sebagai sistem filsafat, Pancasila dapat dikembangkan dalam ragam perspektif keilmuan. Begitu pula dikembangkan dalam perbincangan sistem ekonomi Pancasila, sistem hukum Pancasila, etika politik Pancasila, entepreneurship Pancasila, hubungan industri Pancasila, dan lain-lain.
Kiranya hal tersebut harus dapat dikembangkan sebagai konsekuensi kita memilih menjadi Negara Pancasila. Ideologi Pancasila dapat diterjemahkan ke dalam dunia ilmu, menjadi paradigma berpijak untuk mengembangkan ilmu dalam konteks penyelenggaraan negara.
“Sebagai Universitas yang membawa nama besar ideologi negara, Universitas Pancasila siap menjadi Universitas percontohan dalam membangun nilai-nilai Pancasila,” tegasnya.
Menurut Hendra, dalam mewujudkan tujuan tersebut Universitas Pancasila melakukan beberapa langkah penting. Antara lain, membangun enam rumah ibadah di halaman kampus sebagai bentuk bangunan toleransi dalam kehidupan bernegara.
Membentuk jalur pendidikan S2 Magister Ilmu Kepancasilaan Program Studi Kajian Pancasila dan Kepemimpinan Publik. Membuat Peta Jalan Pendidikan Karakter Pancasila Bagi Universitas/PT. ”Ketiga hal ini dalam perkembangan yang sangat cepat untuk diwujudkan pada saat ini,” bebernya. (msb/ibl)