Keesokan harinya, di tempat yang lain, sejumlah wartawan mencegat Presiden Gus Dur lagi dari jauh. Mereka meneriakkan pertanyaan: apakah benar dan kapan akan memecat Wiranto. Gus Dur langsung menjawab: pasti akan memecatnya begitu ia tiba di Jakarta.
Gus Dur masih di Eropa beberapa hari lagi. Berita pemecatan Wiranto sudah lebih dulu menjadi berita besar di surat-surat kabar Jakarta.
Benar saja. Begitu mendarat di Jakarta Gus Dur memecat Wiranto.
Sejak pemecatan Hamzah Haz, Jusuf Kalla, Laksamana Sukardi, dan Wiranto itu, suasana perpolitikan nasional kian panas. DPR terus bergejolak. Laks sudah menjadi ketua fraksi terbesar di DPR.
Maka terjadilah sejarah itu. Gus Dur lengser. Megawati menjadi presiden. Laksamana Sukardi kembali menjadi menteri BUMN.
Banyak sekali kisah bagaimana Laks jadi menteri di bawah Gus Dur. Semua ditulis secara detail –dan ada kocaknya. Misalnya bagaimana Gus Dur secara mengejutkan mengangkat tokoh-tokoh besar dunia sebagai penasihat presiden: Henry Kissinger (mantan Menlu Amerika yang legendaris), Lee Kuan Yew (mantan PM Singapura yang hebat), Paul Volcker (mantan pimpinan Bank Sentral AS).