indoposonline.id – WGSHub mengajak Family Business dan Small Medium Enterprise (SME) alias UMKM menuju go digital. Hal tersebut untuk mengatasi dampak dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.
Melalui gerakan Go Digital, pabrik pembuat startup PT Wira Global Solusi (WGSHub) tersebut merangkul Family Business dan SME untuk mempertahankan serta meningkatkan penjualannya.
“Go Digital atau digitalisasi perlu dilakukan dalam menghadapi dampak pandemi. Sehingga diberlakukannya PPKM Level 4 sampai dengan saat ini,” kata Pendiri dan juga Presiden Komisaris WGSHub, Ikin Wirawan, Jumat (13/8).
Ikin Wirawan menuturkan, pandemi memaksa Family Business dan SME mau tidak mau harus cepat beradaptasi dan bergerak menuju Go Digital. Namun, seringkali biaya dari perangkat lunak, tenaga ahli, dan infrastruktur teknologi informasi (IT infrastructure) yang tidak murah. Sehingga ini menjadi ganjalan maupun kendala bagi para pihak -pihak yang ingin melakukan Go Digital.
“Di sinilah peran WGSHub sebagai Venture Builder menjadi solusi. Kami datang bukan sebagai vendor namun sebagai mitra,” kata Ikin Wirawan kepada indoposonline.id.
Ikin mengungkapkan, kebutuhan Go Digital atau digitalisasi oleh Family Business dan SME saat ini meningkat. Terutama ketika PPKM diberlakukan dan membatasi mobilitas, termasuk tingkat kunjungan ke pusat belanja atau ke toko.
Tujuan PPKM untuk menekan penyebaran COVID-19 pada kenyataannya sangat berdampak buruk terhadap aktivitas ekonomi di Indonesia. Tak terkecuali yang dirasakan oleh denyut nadi perekonomian nasional, terlebih para pemilik family business dan SME itu tadi.
Untuk itu, WGSHub mengajak pelaku family business dan SME mengatasi dampak PPKM ini dengan Go Digital, dalam hal operasional maupun untuk meningkatkan pemasarannya.
Terpisah, Edwin Pramana, Direktur Utama WGSHub, mengatakan, WGSHub sendiri saat ini telah menyiapkan sistem kemitraan dan juga sudah mempersiapkan ekosistem yang dapat dimanfaatkan SME dan Family Business untuk Go Digital. Secepatnya, tanpa perlu memikirkan mahalnya beban biaya dari programmer dan IT Infrastructure.
Hal tersebut sejalan dengan rencana pemerintah dalam program digitalisasi SME di tahun 2024 dengan target 30 juta pelaku SME terhubung dengan ekosistem digital. Edwin meyakini pasar digital Indonesia pada tahun 2025 nanti diprediksi dapat meroket hingga bernilai USD124 miliar.
Untuk itu, banyak ide digitalisasi yang memerlukan kemitraan mutualisme dengan Family Business dan SME. Perseroan menargetkan dapat meraih 3-5% dari total market digital di tahun 2024 nanti dengan melahirkan startup-startup baru bersama Family Business dan SME.
Ke depannya, sambung dia, WGSHub berharap dapat mengonsolidasi startup-startup yang sukses. Baik dari sisi valuasi ataupun dari sisi profitability.
Perlu diketahui bahwa WGSHub adalah venture builder atau inkubator startup, yang membangun produk perangkat lunak. Kemudian investasi sumber daya teknologi yang dibutuhkan, menelurkan ide serta membangun skalabilitas perusahaan rintisan.
Dengan ekosistem Hak Kekayaan Intelektual (HKI), pendidikan Teknologi Informasi, kapasitas enjiniring, skill teknologi mutakhir, jaringan bisnis dan finansial. Adapun misi WGSHub adalah untuk menghemat biaya, meningkatkan penjualan, dan mengoptimalkan valuasi dari mitra juga pelanggannya.
Bermodal pengalaman bekerja di perusahaan rintisan di Silicon Valley, Ikin Wirawan mendirikan WGSHub di Bandung, Jawa Barat pada tahun 2015. Kini WGSHub memiliki 100 lebih programmer yang tersebar di 3 anak usaha terkendali yaitu Emveep, Pagii, dan AppsChef.