Biden sampai bicara ke soal teknis komunikasi. “Adakanlah temu pers bersama. Seluruh pemimpin dari berbagai kelompok hadir di forum itu,” ujar Biden. Maksudnya agar, setidaknya di depan pers, mereka terlihat kompak.
“Saya sudah bertemu Hamid Karzai sampai 90 menit,” jawab Ghani. “Ia tidak mau. Ia justru terus mencela saya sebagai kacungnya Amerika,” tambahnya.
Rupanya sang presiden memang lagi frustrasi. Taliban terus merangsek. Pemerintah tidak punya anggaran –pun untuk pasang baliho. Apalagi untuk gaji tentara dan pegawai negeri. Bagaimana pun merangkul begitu banyak pihak perlu anggaran.
Maka lari ke luar negeri adalah pilihan terakhir Presiden Ghani. Ia pilih bersembunyi. Tiarap. Tidak ada kabar sama sekali. Ia hidup di Uni Emirat Arab. Untuk sementara. Kalimat terakhirnya Anda masih hafal: saya pilih meninggalkan istana demi menghindari pertumpahan darah.
APBN Afghanistan memang sangat tergantung pada bantuan asing. Sampai 75 persen dari anggaran yang diperlukan. Maka kebangkrutan sebenarnya memang tinggal tunggu waktu. Dan itu terbaca oleh siapa saja –termasuk oleh Taliban.