IPOL.ID – Guna mengantisipasi banjir di wilayah Jakarta Timur, Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Timur melakukan persiapan-persiapan. Sebelumnya, tarpaut persiapan dalam menangani dan menanggulangi genangan di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan dan jajaran telah membahas dalam rapat.
“Dalam mengantisipasi banjir di Jakarta Timur, kita lakukan pengecekan sarana dan prasarana, kemarin baru dirapatkan oleh Pak Gubernur. Persiapan-persiapannya, SOP, siapa berbuat apa, e-learning ketika terjadi musibah, kita harus berbuat apa,” ungkap Wali Kota Jakarta Timur, Muhammad Anwar pada ipol.id, Jumat (10/9).
“Paling tidak kita kan harus memberikan peringatan kepada warga disekitar bantaran kali,” tambah Anwar.
Kedua, tambahnya, semua fasilitas-fasilitas diperiksa, terkait banjir, saluran, dan pompa. “Kita harus pastikan semuanya berfungsi dengan baik,” ujar Anwar.
Selain itu, normalisasi saluran, pengerukan, PHB, kali, waduk, embung, seluruhnya, termasuk pembuatam sumur resapan. Hal ini untuk mengurangi debit air dan genangan yang ada di wilayah Jakarta Timur.
Saat ini, katanya, sumur resapan di Jakarta Timur sudah ada sebanyak 2.000 lebih sumur resapan. “Tapi kita akan lakukan terus, saya targetkan 1 bulan 1 lurah 100 sumur, dan camat 100 sumur. Sumur resapannya bukan yang 2 meter ya, tapi yang 20-30 meter, yang sesuai kajian kita kontur tanah yang ada,” tandasnya.
Sementara itu, untuk mengantisipasi banjir dan genangan di Jakarta Timur, Pemkot Jakarta Timur juga akan mengembalikan fungsi Waduk Halim. Adapun Waduk Halim saat ini mengalami penyempitan, karena dibangunnya gubuk-gubuk disekitar Waduk tersebut.
Sehingga ketika hujan deras, aliran kali dari Kali Sulaeman dan air yang mengalir dari Jalan Tol mengakibatkan perumahan warga setempat tergenang. Waduk tidak dapat menampung volume, debit air yang melimpah.
“Kita akan kembalikan kembali fungsi Waduk, supaya ketika hujan deras tidak langsung membanjiri rumah warga,” kata Anwar.
“Kita akan atur debitnya, air kita stop di sana, kemudian kita biarkan dulu, kita atur autletnya, agar debit air tidak masuk ke rumah warga,” tambahnya.
Menurutnya, bangunan di sana tidak terlalu mengganggu namun pihaknya akan manfaatkan tanah kosong untuk mengatasi banjir. “Kalau menertibkan (bangunan) terlalu birokrasi, kita harus bersurat ke Pak Gubernur. Ini Pergub 207. Dan ini tanah Auri,” ujarnya.
Sementara itu, lanjut Anwar, Waduk Halim sendiri memiliki luas lahan 2 Hektar, dan jika digali 1 hektar dengan kedalaman 5 meter, maka berapa ratus kubik air bisa bertahan di sana. “Ketika hujan deras di Bogor dan Jakarta paling tidak air tidak melampaui bibir saluran kerumah warga,” tutupnya. (ibl)