“Meskipun WhatsApp adalah salah satu aplikasi paling populer untuk pesan seluler instan, tidak semua pengguna puas dengan fitur-fiturnya,” tulis para peneliti, dilansir The Sun.
“Mencari versi yang paling ramah pengguna, orang mungkin tergoda untuk menginstal versi WhatsApp yang dimodifikasi, yang memberikan lebih banyak opsi daripada yang resmi,” kata peneliti.
“Dalam aplikasi seperti itu, pembuat konten sering menerbitkan berbagai iklan untuk memonetisasi karya mereka. Di sisi lain, ada penipu yang memanfaatkan ini, sering mendistribusikan kode berbahaya melalui iklan,” tambah mereka.
FMWhatsapp tidak tersedia di toko aplikasi resmi Apple atau Google, artinya pengguna harus mengunduhnya dari situs web pihak ketiga. Setelah diunduh, mod menyebarkan trojan seluler “Triada”, tulis para peneliti, yang mengunduh trojan lain.
Trojan ini kemudian dapat mendatangkan malapetaka pada ponsel korban dengan memata-matai teks pengguna atau mendaftarkannya ke langganan mahal tanpa sepengetahuan pemilik ponsel.