Oke menyebutkan, ada beberapa komponen biaya logistik yang terus memicu beban biaya tinggi. Pada industri manufaktur masih didominasi biaya transportasi, diikuti biaya gudang, juga harga sewa kontainer yang terus membengkak akibat pandemi, serta frekuensi pelayaran nasional yang menurun berdampak pada sewa kontainer.
“Untuk mengatasi masalah tersebu perlu strategi efisiensi atas biaya logistik yang memang perlu diperhatikan. Antara lain tata kelola pelabuhan, infrastruktur, tracing, integrated logistic services yang saat ini memang sedang dibangun pemerintah,” ungkap Oke.
Kemendag melalui Direktorat Perdagangan Dalam Negeri dalam membangun rantai pasok, akan membentuk jaringan logistik nasional antara lain dengan menyiapkan atau revitalisasi beberapa sarana perdagangan.
Sementara itu, kebijakan perdagangan antar pulau juga menjadi hal yang patut diperhatikan karena ada 17.500 pulau.
“Konektivitas adalah tantangan dalam rantai distribusi barang pokok dan barang lainnya terutama dari daerah 3T (terpencil, terluar, dan perbatasan),” katanya.