IPOL.ID – Pertamina menargetkan penurunan emisi karbon hingga 81,4 juta ton pada 2060 guna mendukung langkah pemerintah mencapai target karbon netral.
“Kami telah menyiapkan transisi energi melalui rencana jangka panjang perusahaan dengan target menurunkan karbondioksida sebesar 29 persen pada 2030,” ujar Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero) Iman Rachman dalam webinar seperti dikutip AntaraNews.com, Selasa (7/12).
Beberapa upaya Pertamina dalam menurunkan emisi, antara lain dengan implementasi energi efisiensi, gasifikasi, dan aktivitas lainnya seperti komersialisasi karbondioksida di subholding dan anak usaha.
Iman mengatakan aspirasi Pertamina dalam penerapan energi hijau dan berkelanjutan dicurahkan ke dalam delapan pilar transisi energi, antara lain meningkatkan spesifikasi kilang untuk menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan, pengembangan lebih lanjut bioenergi dalam bentuk biomassa dan bioetanol, mengoptimalkan potensi dan meningkatkan kapasitas panas bumi terpasang, serta pengembangan hidrogen hijau.
Pertamina juga mengambil peran strategis dalam produksi dan pengembangan ekosistem baterai di Indonesia.
“Kami juga berkomitmen untuk memperkuat gasifikasi terintegrasi membantu pelanggan kami di sektor transportasi, rumah tangga, dan industri untuk mengurangi emisi,” tegas Iman.
Di bidang pembangkit listrik, lanjut dia, Pertamina terus meningkat pemanfaatan energi baru terbarukan serta rendah karbon yang memungkinkan perusahaan mengurangi jejak karbon.
Pemanfaatan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCUS) berguna untuk peningkatan produksi ladang minyak dan gas juga menjadi fokus dalam penerapan energi hijau di tubuh perusahaan.
Selain itu, Pertamina juga melakukan upaya lain untuk mengurangi emisi dari kegiatan operasi dan produksi termasuk inisiatif memanfaatkan gas suar dan program langit biru untuk mendorong masyarakat menggunakan bahan bakar rendah emisi karbon.
“Transformasi melalui restrukturisasi holding dan subholding yang sudah berjalan merupakan langkah strategis untuk mampu beradaptasi dengan perubahan ke depan,” ujar Iman. (rob)