IPOL.ID – PT Xynexis Internasional kembali meraih penghargaan Top Digital Award yang diselenggarakan Majalah IT Nasional (IT Work). Ini merupakan penghargaan keempat kalinya yang diraih perushaan tersebut secara berturut-turut.
“Meraih penghargaan berturut turut, tentu Xynexis sangat mengapresiasi setinggi-tingginya kepada IT Works yang sudah memilih Xynexis dan juga saya dalam dua penghargaan yang kami terima dan juga menjadi inspirasi kami untuk kedepan menjadi lebih baik lagi,” ujar CEO PT Xynexis Internasional Eva Noor dalam acara penghargaan Top Digital Awards di Jakarta (21/12) .
Menurut Eva, Xynexis selama ini berfokus pada membangun keamanan digital. Selama hampir dua dekade, Xynexis berkomitmen untuk memerangi musuh dalam segala bentuknya dan memastikan bahwa organisasi dan industri di Indonesia bisa terlindungi.
Di tahun depan lanjut Eva, Xynexis berencana akan membangun ekosistem di area digital melalui beberapa Bisnis unitnya.
Dari sisi entrepeneur, Eva berharap kedepan juga bisa memberi dan menularkan pada para generasi muda bangsa mengajak bekerja keras dengan kemampuannya, terutama dibidang IT agar bisa mencapai sesuatu yang diinginkan.
Rencananya ke depan, Xynexis akan selalu mengeluarkan banyak inovasi yang akan dilakukan dengan unit bisnisnya. “Xynexis punya unit bisnis yang bernama Ignite yang akan membuka dua program, yaitu penelitian yang bekerjasama dengan beberapa universitas dan akademisi, serta program start up inkubator yang mengajak para anak muda atau mahasiswa dalam kajian lab khusus bekerjasama dengan BSSN RI,” papar Eva.
Visi Xynexis, seperti dikatakan Eva adalah ingin menjadi pemain yang dominan, khusus untuk cyber security. Hal ini penting, karena menurut Eva saat ini banyak sekali perusahaan yang sudah diretas, bocornya data data pribadi ke mana-mana, bahkan sudah diperjualbelikan.
“Kenapa kita ingin jadi yang dominan di cyber security ini untuk di Indonesia. Karena menurut kita harus perusahaan Indonesia yang menjadi dominan di negaranya. Jangan perusahaan asing yang masuk ke Indonesia dengan metodologinya dan lain-lain, terus kita hanya jadi pasar,” papar Eva. (rob)