IPOL.ID – Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur menyebutkan, aktivitas Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, masih sering meletus sehingga statusnya masih pada Level III atau Siaga.
Merujuk laporan tertulis petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, di Lumajang, Kamis (10/3), pada Rabu kemarin periode pukul 00.00-24.00 WIB tercatat terjadi 27 kali gempa letusan dengan amplitudo 10-22 MM dan lama gempa 35-150 detik.
Tercatat juga terjadi satu kali gempa guguran dengan amplitudo 3 MM dan lama gempa 35 detik. Lalu terjadi 15 kali gempa embusan dengan amplitudo 2-9 MM berdurasi 15-67 detik. Plus satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 30 MM.
Aktivitas gempa letusan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu juga terekam dalam seismograf pada hari Kamis periode 00.00-06.00 WIB sebanyak 13 kali letusan, dengan amplitudo 10-23 MM dan lama gempa 70-132 detik.
Dalam pengamatan petugas juga tercatat satu kali gempa guguran dengan amplitudo 7 MM dan lama gempa 50 detik, kemudian dua kali gempa embusan dengan amplitudo 4-8 MM dan tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 20-27 MM.
Letusan juga terjadi pada pengamatan enam jam kemudian pada pukul 16.00-12.00 WIB, yakni sebanyak enam kali dengan amplitudo 14-22 MM dan satu kali gempa embusan dan satu kali gempa tektonik jauh.
Untuk diketahui, pada kesempatan sebelumnya, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Nia Khaerani, membenarkan letusan terjadi hampir setiap hari di Gunung Semeru.
“Setiap hari terjadi letusan di Gunung Semeru dan status gunung tersebut pada Level III atau Siaga,” tandasnya.
Untuk itu, lanjut dia, PVMBG merekomendasikan agar warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak sebagai pusat letusan.
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Sebab PVMBG menyebutkan kawasan ini berpotensi dihantam perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu panas.
Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.