IPOL.ID – Universitas Kristen Indonesia (UKI) mencanangkan Tahun 2022 sebagai tahun kolaborasi. Tahun-tahun selanjutnya akan ditargetkan menjadi tahun inovasi dan tahun rekognisi/pengakuan. Pada akhirnya akreditasi unggul yang sudah dicapai, akan terus dikembangkan menjadi universitas bermutu, mandiri dan inovatif tak hanya nasional namun juga berskala internasional.
Demikian hal tersebut disampaikan Rektor UKI Dhaniswara K. Harjono di Kampus UKI Cawang Jakarta pada Selasa (16/8/22), di sela acara Pelantikan Pimpinan Fakultas dan Program Pascasarjana Periode 2022-2026.
“Pencapaian menuju hal tersebut harus dengan kolaborasi, kerja sama dengan berbagai pihak. Saat ini kita tidak bisa maju sendiri, harus bersama-sama,” ujarnya.
Dikatakan, untuk meningkatkan mutu lulusan yang berintegritas dan kompeten di bidangnya serta mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional, tentu tidaklah mudah. Dibutuhkan jaringan kerja sama saling asah asih asuh di antara semua lembaga, pemerintah, dunia usaha dan industri.
Apalagi dirinya mempunyai target agar baik dosen, pengajar maupun mahasiswanya memiliki prestasi dan reputasi. “Saat ini baru ada empat program studi yang unggul, dan tiga di antaranya sudah berkelas internasional. Masing-masing fakultas dan program studi kami beri target. Artiya SDM harus unggul, mahasiswa juga harus berprestasi, pengabdiannya, dan juga penelitiannya harus baik,” ujar Dhaniswara.
Selain itu, UKI juga siap setiap saat membuka kolaborasi bersama perguruan tinggi lainnya. Tidak hanya bekerja sama dengan yang terakreditasi unggul/A saja, namun juga dengan berbagai perguruan tinggi yang berakreditasi di bawahnya. “Kami saling membina, asah, asih, dan asuh. Selain sharing ilmu tentunya bersama perguruan tinggi, lainnya,” lanjut dia.
Di samping itu, UKI juga sudah bekerja sama dan menandatangani MoU bersama Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Kristen (BKPTKI) dengan anggotanya sebanyak 37 PT yang menandatangani MoU tersebut.
Selain itu yang tak kalah penting adalah kolaborasi dengan dengan dunia usaha dan industri, serta pemerintah daerah yang tergabung dalam APKASI (Asosiasi Pemeirntah Kabupaten Seluruh Indonesia).
“Kadin dan asoiasi-asosiasi di bawahnya, serta berbagai provinsi dan daerah. Ini penting mengingat kami ada program magang dan program merdeka belajar kampus merdeka,” katanya lagi.
Terbaru, Dhaniswara melanjutkan, UKI sudah bekerja sama dengan institusi akademik dari Singapura. Institusi tersebut sangat prestis mengingat ia merupakan representasi perguruan tinggi di eropa dan Australia. “Kami harus punya dual degree. Caranya dengan melakukan bekerja sama dengan dunia internasional. Termasuk pertukaran mahasiswa, pertukaran dosen dan lain sebagainya,” kata Rektor UKI.
Sementara itu berbicara terkait mutu SDM dan dosen, UKI, lanjut Dhaniswara, terus melakukan pembinaan dan target menelurkan guru besar. Pada tahun ini misalnya, UKI sudah mampu melahirkan dua orang guru besar.
“Target kami hingga akhir 2022, bisa bertambah satu lagi guru besar menjadi tiga. Di tahun-tahun selanjutnya minimal empat guru besar bahkan lebih bisa dilahirkan dari UKI,” imbuhnya.
SDM dan dosen ini dinilai Dhaniswara cukup vital, mengingat jabatan fungsional tertinggi di sebuah universitas adalah guru besar. “Dengan demikian kita bisa bersama-sama pemerintah menghasilkan SDM unggul,” ujarnya lebih jauh.
SDM unggul juga akan didorong melalui kolaborasi penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Apalagi saat ini pemerintah mempermudah civitas akademika untuk bisa membuat penelitian dan pengabdian bersama.
“Sekarang mudah koq, semuanya dimungkinkan dengan kolaborasi. Contoh tujuh orang peneliti diperbolehkan melakukan penulisan bersama-sama. Pengabdian juga begitu, tujuh insitansi bisa secara bersama-sama melakukan proyek. Dan pada akhirnya hal ini juga menyenangkan karena UKI jadi punya banyak terman dan jaringan,” ungkap Dhaniswara. (timur arif)