IPOL.ID – Pemerintah Indonesia masih emoh mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan yang sudah berjalan satu tahun.
Sikap tegas itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Teuku Faizasyah. Meski demikian, Jakarta memiliki misi bantuan kemanusiaan di Afghanistan.
Faizasyah menjelaskan, selain menjalankan kerja kemanusiaan, misi ini juga secara berkelanjutan memberikan informasi dan masukan kepada Jakarta terkait berbagai perkembangan yang perlu dicermati di Afghanistan selama berada di bawah Pemerintahan Taliban.
“Kebijakan kita belum banyak berubah,” ucapnya menjawab pertanyaan wartawan dalam konferensi pers secara online, Kamis (25/8).
Berbicara posisi RI, Faizasyah kembali menggarisbawahi bahwa Indonesia telah menetapkan sejumlah parameter yang menjadi rujukan pelaksanaan pengelolaan suatu negara atau pemerintahan yang dilakukan kelompok Taliban.
Parameter itu adalah pembentukan pemerintahan yang inklusif dengan melibatkan semua elemen masyarakat, penghormatan pada hak asasi manusia termasuk kelompok minoritas dan perempuan, serta tidak menjadikan wilayah Afghanistan sebagai tempat pertumbuhan aktivitas terorisme.
“Dalam setahun terakhir kami belum bisa memberikan suatu penilaian adanya kemajuan yang signifikan atas ketiga parameter, sehingga masih diperlukan waktu untuk kita mengubah posisi yang sudah kita garisbawahi sejak setahun lalu,” tuturnya.
Menandai satu tahun Taliban berkuasa di Afghanistan pada 15 Agustus 2022, para anggota kelompok itu mengadakan perayaan kecil dengan berkumpul dan melambaikan bendera-bendera kelompoknya.
Afghanistan sekarang dinilai menjadi lebih aman. Kendati cabang ISIS di negara itu beberapa kali melancarkan serangan.
Namun, keadaan relatif aman itu tidak bisa menutupi berbagai tantangan besar yang dihadapi Taliban dalam membawa Afghanistan menuju pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang diinginkan rakyatnya.
Taliban menghadapi tekanan berat di bidang ekonomi. Ini sebagian besar karena Afghanistan terkucil setelah pemerintah negara-negara asing menolak mengakui keabsahan Taliban sebagai penguasa Afghanistan. (ahmad)