IPOL.ID – Warga terdampak akibat pergerakan tanah yang terjadi di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bertambah menjadi 278 Kepala Keluarga (KK) atau 1.020 jiwa. Sebanyak 9 unit rumah rusak berat dan 73 unit lainnya rusak sedang.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor pada Selasa (20/9), pukul 10.20 WIB, sebanyak 246 unit rumah terdampak, sedikitnya 9 unit rumah rusak berat dan 73 unit rumah rusak sedang.
“Satu unit fasilitas pendidikan dan musala juga terdampak. Ruas Jalan Kampung Curug juga mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dilewati semua jenis kendaraan,” jelas Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (20/9).
Sedangkan 11 KK (41 jiwa), lanjutnya, masih bertahan di pengungsian mengingat situasi saat ini masih belum kondusif dan masih terjadi pergerakan tanah di wilayah tersebut.
Petugas BPBD yang dibantu dinas-dinas terkait memberikan pelayanan dasar kepada mereka yang mengungsi. Sedangkan listrik telah dipadamkan untuk menghindari adanya hubungan arus pendek maupun hal lain yang tidak diinginkan. Jalan darurat juga sedang dibangun warga.
Sementara itu, prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Hujan menyebutkan, hujan intensitas sedang hingga tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Bogor. Hal ini berlangsung hingga Rabu (21/9).
Berdasarkan analisis gerakan tanah dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, termasuk wilayah dengan potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi.
Menyikapi bahaya gerakan tanah di wilayah Babakan Madang, sambung Abdul Muhari, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga tetap waspada dan siaga terhadap potensi bencana susulan.
“Masyarakat yang bermukim di wilayah terancam gerakan tanah bisa melakukan evakuasi sementara ke tempat lebih aman hingga situasi kondusif sesuai arahan pemerintah daerah setempat,” tutupnya. (Joesvicar Iqbal)