Ciliwung, sungai sepanjang 117 kilometer ini pernah menjadi salah satu sumber kehidupan masyarakat karena merupakan habitat berbagai ikan. Namun, kini banyak masalah yang menghinggapi sungai dari mulai bagian hulu di Bogor hingga hilirnya di pantai utara Jakarta. Guna meningkatkan wawasan para anggota Sharp Greenerator akan kualitas air sungai Ciliwung di bagian hulu, kegiatan pertama yang dilakukan adalah melakukan pengamatan.
Pengamatan kualitas air dipusatkan di dua titik yaitu Telaga Putri dan Telaga Gayonggong yang merupakan sumber mata air yang mengalir ke titik 0 Sungai Ciliwung yakni Telaga Saat. Menggunakan dua metode analisis pengukuran yaitu analisis Biologi dan Fisika, dalam analisis Biologi dilakukan melalui metode biomonitoring dengan bioindikator makroinvertebrata.
Sedangkan analisis Fisika dilakukan dengan mengukur tingkat keasaman air PH meter dan termometer suhu. Kesimpulan hasil pengamatan kualitas air di kedua sumber mata air ini adalah sedang/rata-rata.
”Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas air di hulu ini, seperti perubahan iklim dan fungsi hutan, gaya hidup masyarakat maupun aktifitas perkebunan. Ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua untuk terus mengawasi agar faktor-faktor tersebut tidak memberikan dampak yang lebih buruk kedepannya,” ungkap Eko Wiwid, Ketua Rimba.