Semisal, sambung dia, kinerja Sekda DKI Jakarta harus maksimal. Kalau Sekda DKI ditunjuk itu menjadi sebuah tantangan, karena tidak mungkin merangkap jabatan.
“PJ Gubernur tidak bisa mengisi (merangkap) Sekda DKI, karena Sekda DKI yang paling penting. Sekda betul-betul harus dapat menguasai seluk beluk Jakarta, eksekusi administrasi, inti dari seluruh manajemen Pemerintahan itu ada di Sekda. Siapapun pejabat PJ Gubernurnya,” tutur Prof. Ryaas.
“Jika saya jadi Presiden maka saya akan hati-hati (memilih), jangan sampai ada kecurigaan,” tambahnya.
Dalam pemilihan PJ gubernur DKI Jakarta, lanjutnya, anggota DPRD DKI juga harus ikut serta, tuk mengawal ketat penyelenggaraan PJ ini. Karena ini sejarah PJ gubernur DKI mengisi hingga lebih dari 6 bulan. “Legitimasi juga diperlukan”.
Menurut Prof. Ryaas, sosok Bahtiar itu lebih netral untuk menjadi PJ Gubernur DKI Jakarta. Sebab, dia (Bahtiar) tidak punya klik kesana sini, tidak punya komitmen apa-apa selama ini, tidak punya sasaran untuk ditekan, serta tidak ada sasaran pada masa lampau dan seterusnya.