Produk IoT yang dirancang oleh tim ini adalah smart aquarium yang disebut AQUAThings, dirancang untuk mempermudah mengontrol akuarium ikan hias melalui smartphone. Solusi ini bertumpu pada tiga fitur utama, yaitu IoT pengatur kadar PH air, IoT feeder fish, dan IoT pencahayaan akuarium.
Cukup banyak tantangan yang harus mereka hadapi pada fase itu. Di antaranya, harus menggunakan bahasa pemrograman yang sama sekali baru dari yang pernah dipelajari, lalu saat merakit dan merangkai komponen perangkat IoT yang terdiri dari sensor-sensor, dan masalah hardware engineering.
“Karena produk kami kan berhubungan dengan air, kami sudah sering mengalami konsleting saat perakitan karena sensor-sensornya ada di dalam air sehingga menyebabkan kerugian,” kata Ardika yang bercita-cita menjadi hardware engineer ini.
Ardika berharap SIC periode berikutnya bisa diikuti oleh lebih banyak siswa dan sekolah sehingga lebih banyak yang merasakan manfaat program itu. Melalui SIC Ardika merasa keterampilannya bertambah dan pengertiannya mulai terbuka bahwa hardware engineering ternyata tidak melulu membuat produk macam handphone atau laptop. IoT yang ternyata juga penting karena banyak dibutuhkan orang untuk memecahkan masalah sehari-hari.