Dia mengatakan, panel surya tersebut berkapasitas mencapai 1.955 KWp. Kapasitas total daya tersebut mampu menghasilkan lebih dari 222.200 KWH energi listrik. Diestimasi, pemanfaatan energi surya ini mampu memasok 13,6% dari total kebutuhan energi listrik untuk kompleks Parlemen Senayan.
“Pembangunan ini menunjukkan parlemen kita serius menyikapi krisis iklim. DPR kita aware, care dan terus take action untuk memastikan Indonesia memainkan peranannya dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs), dalam hal ini spesifik mendukung SDGs 7 (energi bersih) dan SDGs 13 (aksi untuk iklim),” kata Stella.
Selain panel surya yang dipasang di atap-atap gedung dalam kompleks parlemen, DPR juga membangun panel-panel surya tersendiri yang diberi nama Monumen Energi Surya Indonesia (MESI). Bangunan ini berada di Taman Energi yang berada di depan Gedung Kura-kura DPR dengan total daya terpasang sebesar 150,48 KWp.
Reduksi emisi karbon dari pemanfaatan energi surya di kompleks parlemen ini mencapai 183,84 ton CO2eq atau setara dengan kemampuan penyerapan karbon oleh 252 pohon. Di samping reduksi emisi karbon, penggunaan PLTS mampu menghemat anggaran biaya mencapai Rp 2,4 miliar per tahun.