Japto mengakui, dirinya ketika sekolah dididik dengan baik, namun di lingkungan bertemu dengan yang kurang baik, sehingga membuatnya sempat bandel. Namun baginya, itu adalah proses dirinya jadi bergaul. Dan menurutnya, orang-rang yang berhasil setelah menjadi wisudawan, adalah orang-orang yang bergaul, yang aktif dalam ekstra kulikuler. Sementara yang tidak bergaul, hanya baca buku, pendiam, biasanya menjadi pegawai atau kembali ke almamaternya. Tapi yang bergaul, menjadi ekonom, dia berhasil dan berkembang karena memiliki pergaulan, punya koneksitas, punya hubungan yang baik, bisa berkembang.
Dalam pandangannya, sebuah perguruan tinggi harus ada ekstra kulikuler sebagai perekat antar mahasiswa. Di perguruan tinggi itu, harus ada suatu mekanisme untuk mengikat hubungan antar mahasiswa, yang sekarang mulai hilang. Dulu ada namanya mapram, di situ bisa saling mengenal antar mahasiswa per fakultas, maupun satu fakultas dengan fakultas lain. Sekarang tidak ada lagi.