Sedangkan, ungkap Anam, pintu yang terbuka juga pintu kecil, sehingga massa berhimpit-himpitanan yang menyebabkan kematian. “Jadi, adanya tembakan gas air mata menyebabkan eskalasi dinamika lapangan menjadi sulit terkendali.
Padahal, sebelum itu potensial eskalasi lapangan itu bisa dikendalikan dengan baik,” ujar Cak Anam sapaan akrabnya.
“Yang harusnya sudah terkendali kalau kita lihat dengan cermat, terkendali sebenarnya, itu terkendali tapi semakin memanas ketika ada gas air mata. Nah gas air mata inilah yang penyebab utama adanya kematian bagi sejumlah korban. itu yang pertama,” tukasnya.
Gas Air Mata Kedaluwarsa Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo mengungkap hasil penyidikan terkait adanya gas air mata kedaluwarsa atau expired yang ditembakan personel polisi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Menurut dia, selongsong gas air mata yang kedaluwarsa itu ditemukan di lapangan ketika kerusuhan terjadi setelah pertandingan Arema FC Vs Persebaya. “Ada beberapa, ya, yang ditemukan kedaluwarsa pada 2021.