IPOL.ID – Direktur Jenderal (Dirjen) Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Bahtiar dinilai sebagai kandidat paling pas sebagai calon Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta yang telah diumumkan oleh DPRD DKI Jakarta.
Dibandingkan Heru Budi dan Marullah, Bahtiar dinilai mampu menjalin hubungan dengan daerah penyangga ibukota. Apalagi, Bahtiar merupakan pejabat eselon I di lingkungan Kemendagri yang memiliki pengalaman sebagai komunikator ulung, juru bicara Kemendagri di era kepemimpinan almarhum Tjahjo Kumolo.
“Jadi menurut saya kemungkinan Pak Bahtiar ini, (Jakarta) ada persoalan yang krusial yaitu menggerakan wilayah penyangga, kan itu sulit. Hanya Kemendagri (yang) mampu mensinergikan wilayah penyangga,” ujar pengamat kebijakan publik, Trubus Rahardiansyah kepada media, Selasa (4/10).
Dia mencontohkan, bagaimana persoalan sampah DKI Jakarta yang pengelolaannya sangat amat tergantung pada Kota Bekasi. Melalui skema dana hibah, Kota Bekasi mendapatkan imbalan pengelolaan sampah lewat APBD DKI.
“Pada intinya ketergantungan pada daerah penyangga itu sangat besar,” imbuhnya.
Tak hanya komunikasi dengan pihak eksternal, kemampuan komunikasi dan menjalin hubungan baik dengan internal pun dibutuhkan. Misalnya saja dengan optimalisasi komunikasi yang dilakukan dengan para Lurah, Ketua RT/RW. Bagaimanapun Trubus menilai, kunci pelayanan publik yang efektif bermuara pada pejabat pemerintahan di tingkat bawah.
“(Bahtiar) Bukan hanya pas, juga punya kapasitas untuk menggerakan RT/RW Lurah, Camat ini agar mereka melakukan pelayanan yang optimal, karena selama ini carut marut di bawah itu, yang namanya pungli, itu masih berjalan ya, selama ini sayangnya di tataran elit ini sering menutupi, ini menurut saya Pak Bahtiar punya kapasitas di situ, kalau yang lain tidak mampu,” ungkap Trubus. (Yudha Krastawan)