Dia mengakui sejauh ini pemerintah turut mendampingi serta memantau budi daya kakao oleh petani. Bantuan bibit juga diberikan untuk peningkatan produktivitas dan kualitas produksi.
Hanya saja, imbuhnya, pemerintah tampak kehilangan peran ketika dihadapkan pada persoalan harga pada tingkat petani.
“Pupuk (subsidi) juga terbatas, tidak semua dapat, sementara beli non-subsidi mahal,” tegasnya.
Atas persoalan tersebut, pihaknya ingin agar ada terobosan kebijakan yang betul-betul memihak petani. Terobosan itu tak lain berupa pengawalan menyeluruh terhadap proses budi daya hingga keberanian menentukan standar harga.
“Terus terang kami yakin ke Pak Firli, mafia pupuk pemain harga pasti takut, karena sudah terbukti menteri dan hakim agung ditangkapnya,” tandasnya. (bam/msb)