IPOL.ID – Xi Jinping mengamankan masa jabatan ketiga kali sebagai pemimpin China pada Minggu (23/10).
Kembali terpilihnya Xi Jinping itu makin memperkuat posisinya sebagai pemimpin negara yang paling kuat sejak Mao Zedong.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh partai dengan tulus atas kepercayaan yang telah Anda berikan kepada kami,” kata Xi kepada wartawan di Balai Besar Rakyat Beijing setelah pemungutan suara tertutup diumumkan yang dilansir AFP
Dia juga berjanji untuk bekerja dengan tekun dalam pelaksanaan tugas kami untuk membuktikan layak mendapat kepercayaan besar dari partai kepadanya.
Selain itu, Xi juga diangkat kembali sebagai kepala Komisi Militer Pusat China.
Pria berusia 69 tahun itu terpilih kembali sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (PKC) dalam pemungutan suara tertutup. Kongres itu dihadiri oleh sekitar 2.400 delegasi.
Itu artinya dia hampir pasti akan terpilih sebagai presiden China periode mendatang yang akan diumumkan pada pertemuan tahunan Kongres Rakyat Nasional China pada Maret mendatang.
Kongres ke-20 memilih Komite Sentral baru yang terdiri dari sekitar 200 pejabat senior partai, yang kemudian berkumpul pada hari Minggu untuk memilih Xi dan anggota Komite Tetap lainnya — puncak kekuatan politik China.
Xi juga mengumumkan anggota Komite Pusat Partai Komunis China.
Mantan ketua partai Shanghai Li Qiang, orang kepercayaan Xi, dipromosikan menjadi nomor dua, membuatnya kemungkinan akan ditunjuk sebagai perdana menteri pada sesi legislatif tahunan pemerintah Maret mendatang.
Sejak menjadi pemimpin negara itu satu dekade lalu, Xi telah mencapai konsentrasi kekuasaan yang tiada bandingnya dengan penguasa Tiongkok modern selain Mao.
Dia menghapus batas dua masa jabatan presiden pada 2018, membuka jalan baginya untuk memerintah tanpa batas waktu.
Xi juga telah mengawasi kebangkitan China sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, ekspansi militer yang besar dan postur global yang jauh lebih agresif yang telah menarik oposisi kuat dari Amerika Serikat.
Meskipun kekuatannya hampir tidak terkendali, Xi menghadapi tantangan besar selama lima tahun ke depan, termasuk mengelola ekonomi negara yang dililit utang dan persaingan AS yang berkembang. (Far)