IPOL.ID – Sejarah perang berbagai sultan dan kerajaan di nusantara melawan penjajah, tentu tak asing lagi. Namun demikian, banyak terjadi pendangkalan sejarah terkait peran Islam dan sokongan Khilafah Ustmaniyah di Turki, yang faktanya memberi izin dan sokongan penuh kepada seluruh kerajaan-kerajaan di nusantara.
Koalisi jihad para sultan nusantara inilah yang coba diangkat dalam buku Dafathir Sulthaniyah : Menguak Loyalitas Muslimin Jawi untuk Khilafah Ustmaniyah karya Nicko Pandawa.
Bagi para pegiat sejarah hubungan antara nusantara dan khilafah, tentu tak asing dengan peta yang menjadikan pulau Sumatra itu sebagai pusat perhatian. Menurut penulis, peta Sumatera ini menjadi arti penting hubungan khilafah Turki Usmani dengan nusantara pada abad 19.
Melatarbelakangi adanya peta ini, berikut petikan isis surat penting dari salah satu penguasa di Nusantara kepada sang khalifah sebagai berikut. Pada Tahun 1837, tahun yang sama ketika Tuanku Imam Bonjol, ulama besar dari negeri Minangkabau, ditangkap penjajah. Di istana Kesultanan Aceh yang melegenda, yakni Istana Darud Dunya, serombongan pejuang Minangkabau yang berhasil menyelamatkan diri datang menghadap Sultan Aceh yang berkuasa saat itu. Ialah Paduka Sri Sultan ‘Ala’uddin Manshur Syah, Johan Berdaulat Zhillullah fi’l-‘Alam.