IPOL.ID – Komisaris Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Hamdan Zoelva mengaku telah menegur Direktur Dukungan Bisnis (SDM) Jakpro, Muhammad Taufiqurrachman. Hal ini dilakukan imbas adanya karangan bunga misterius yang mengungkap dugaan nepotisme di tubuh PT Jakpro.
“Iya (ditegur). Komisaris meminta penjelasan direktur SDM hari ini,” ujar Hamdan Zoelva dalam pesan singkatnya, Kamis (3/11).
Meski demikian, ungkapnya, pengisian posisi-posisi jabatan di lingkungan PT Jakpro dan anak usaha, termasuk posisi Kepala Divisi yang dihembuskan karangan bunga itu menjadi wewenang direksi. Dia memastikan, komisaris tidak jauh mencampuri urusan manajemen PT Jakpro.
“Selama ini juga tidak ada laporan atau pengaduan ke komisaris masalah person. Memang di Jakpro sedang ada reorganisasi dan restrukturisasi dalam rangka perbaikan kinerja perusahaan,” katanya.
Hamdan Zoelva menegaskan, jajaran komisaris hanya memberikan arahan umum agar pengisian jabatan itu dilakukan dengan hati-hati untuk kepentingan perusahaan. Tentunya dengan proses Good Corporate Governance (GCG).
“Restrukturisasi dan reorganisasi sudah benar dan harus dilakukan untuk memperbaiki kinerja Perusahaan. Masalah pengisian orang adalah urusan direksi,” tegasnya.
Sebelumnya, Plt. Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) Provinsi DKI Jakarta, Fitria Rahadiani mengungkapkan, pihaknya akan segera memanggil manajemen PT Jakarta Propertindo (Jakpro) imbas karangan bunga nepotisme yang terpasang di Balai Kota Jakarta.
Pihaknya ingin mendalami dugaan adanya nepotisme dalam pergantian manajemen menengah setingkat kepala divisi yang dituliskan dalam karangan bunga itu.
“Untuk sementara, untuk bunga-bunga cinta sedang kami proses panggil. Investigasi lebih lanjut seperti apa kondisinya,” kata Fitria kepada wartawan di Bogor, Rabu (2/11).
Diakuinya, BP BUMD sedang melakukan penyelidikan dugaan tersebut di internal PT Jakpro.
Di tempat yang sama, Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi mendorong BP BUMD segera bersikap atas karangan bunga nepotisme yang masih misterius tersebut. Prasetyo menduga ada masalah serius di tubuh Jakpro yang bisa menganggu program penugasan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Tolong ini bu jadi perhatian. Karena bukan apa-apa, Jakpro ini kan kita proyeksikan sebagai salah satu BUMD terbesar di DKI Jakarta. Ya kalau cuma buat ganjelan saja, mendingan kita singkirin orang-orang seperti itu,” ucap Prasetyo menimpali Fitria. (pin)