Menurut Direktur Utama PGN M Haryo Yunianto, Indonesia saat ini memiliki potensi gas bumi yang mencukupi sebagai sumber transisi energi.
“Program gas bumi untuk transportasi darat dan kapal nelayan tradisional akan menggunakan CNG,” katanya.
“Kami proyeksikan program ini akan mengoptimalkan pemanfaatan SPBG milik Pertamina yang dibangun menggunakan dana mandiri dan APBN. Ada 35 SPBG untuk direaktivasi secara bertahap. Saat ini, sudah tiga unit di Semarang (Jawa Tengah) yang telah direvitalisasi,” tambahnya.
Nah, untuk penggunaannya, CNG akan disimpan dalam bentuk berupa tabung dengan ukuran 14×53 cm.
Tabung ini nantinya bisa disimpan di bagian kemudi mobil, kapal nelayan, atau motor.
Dia menjelaskan, penggunaan CNG akan memberikan potensi penghematan bahan bakar hingga 30 persen atau setara Rp7,2 juta per tahun.
Angka itu diperoleh dari asumsi konsumsi rata-rata BBM Solar mencapai 10 liter per hari.
“Kebutuhan pasokan gas untuk BBG transportasi 40 BBTUD di tahun 2027. Sedangkan, penggunaannya diperkirakan meningkat hingga 410 juta lsp. Dampak lanjutannya, akan menghemat APBN melalui pengurangan BBM subsidi hingga Rp1,25 triliun per tahun dengan asumsi subsidi BBM sebesar Rp3.000 per liter,” papar Haryo. (Far)