IPOL.ID – Dalam periode Tahun 2022, Badan Nasional Narkotika (BNN) RI terus meningkatkan upaya war on drugs di berbagai bidang. BNN terus melakukan akselerasi upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika (p4gn), Selasa (3/1/2023).
Dalam upayanya, BNN mengklaim konsisten mengusung empat strategi antara lain soft power approach, hard power approach, smart power approach dan cooperation. Soft power approach pada strategi soft power approach meliputi bidang pencegahan, pemberdayaan masyarakat, dan rehabilitasi, BNN juga telah melakukan banyak pencapaian dan dampaknya dapat dirasakan masyarakat.
Hal tersebut diutarakan Kepala BNN RI, Komjen Pol Petrus Reinhard Golose bahwa seperti halnya pada bidang pencegahan, fokus BNN meningkatkan ketahanan masyarakat ditempuh melalui kegiatan desa bersinar di 588 desa/kelurahan se-Indonesia.
Diikuti dengan kegiatan ketahanan keluarga anti narkotika (family resilience) dengan melakukan intervensi kepada 1.040 keluarga, melibatkan 4.160 anggota keluarga (bapak/ibu dan anak).
Sedangkan relawan anti narkotika yang terlibat dalam kegiatan p4gn berjumlah sebanyak 347.124 orang. Untuk membentengi para remaja dari narkoba, dilakukan pencegahan di lingkungan pendidikan melalui pengembangan kemampuan 34 SMP dan SMA sederajat.
“Hal itu dilakukan agar secara mandiri melatih softskills anak didik dan tahun ini kemandirian tersebut telah menyentuh sebanyak 4.590 siswa,” kata Komjen Petrus Golose pada refleksi akhir Tahun 2022, belum lama ini.
Kemudian pada bersosial dan berkomunitas, 1.730 remaja dari berbagai komunitas dibekali kemampuan mengenal diri dan mempengaruhi teman sebayanya untuk menolak narkoba.
Tak hanya itu, BNN juga menggugah kesadaran, kepedulian, dan semangat perang melawan narkoba di berbagai wilayah di Indonesia, melalui pergelaran seni, olah raga, dan dialog p4gn baik secara langsung maupun virtual dengan audiens 307.010 orang.
“Upaya itu diiringi pemuatan informasi pada 494 titik media luar ruang di 34 provinsi yang mampu menginformasikan p4gn kepada 14.820.000 orang, serta penayangan informasi p4gn di tv dan radio yang diterima oleh 8.721.441 orang”.
Petrus Golose mengungkapkan, gencarnya penggunaan media sosial (medsos) di masyarakat juga dimanfaatkan BNN melalui berbagai unggahan konten dan informasi p4gn di medsos.
“Penyuluhan narkoba juga telah mampu melayani 7.537 permintaan masyarakat dan total audiens sebanyak 1.847.034 orang, baik dilaksanakan secara tatap muka maupun virtual,” tukas Petrus.
BNN juga berupaya meningkatkan ketanggapsiagaan masyarakat terhadap ancaman penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dengan indikator kinerja jumlah kabupaten/kota kategori “tanggap ancaman narkoba” atau kotan di Tahun 2022, terdapat 21 kabupaten/kota dalam kategori sangat tanggap, dan 129 kabupaten/kota tanggap ancaman narkoba.
“Untuk memaksimalkan peran masyarakat, BNN telah mencetak 32.363 penggiat p4gn. selain itu, telah melaksanakan tes urine terhadap 146.913 orang di seluruh Indonesia,” klaimnya.
Selanjutnya, BNN telah menurunkan kawasan rawan narkotika sebanyak 689 daerah dari 8.691 pada Tahun 2021 menjadi 8.002 di Tahun 2022, melalui giat pemberdayaan alternatif dan sinergi antar kedeputian (cegah, rehab dan berantas). “Tuk mengatasi hal itu, kami telah memberi life skill pada 1.089 orang yang tinggal di daerah rawan narkotika,” tuturnya.
Dalam giat grand design alternative development (gdad) di Aceh besar, Bireuen, dan Gayo Lues melalui penanaman hingga panen jagung dan kopi. Salah satu hasil konkretnya, masyarakat di Bireuen berhasil panen jagung hibrida di atas lahan seluas 5 hektar, dan masyarakat di Gayo Lues telah menambah areal penanaman kopi seluas 500 hektar hasil sinergi bersama pemerintah kabupaten.
“Tahun 2022 saja berhasil panen sebanyak 30,5 ton kopi,” ungkapnya. (Joesvicar Iqbal)