IPOL.ID – PT Jakarta Propertindo (Jakpro) disebut-sebut belum pernah memberikan deviden kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sejak tahun 2019. Padahal, Jakpro setiap tahun mendapatkan alokasi penanaman modal daerah (PMD) hingga triliunan.
“Masa kemarin kita ngasi PMD (ke Jakpro) Rp 1,6 triliun. hasilnya enggak ada, gimana? kan harus timbal balik. bukan memberikan itu untuk mereka bisnis, kita berharap mereka bisnis, mereka untung sehingga memberikan deviden kepada kita, jadi hasilnya ada,” ujar Wakil Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta, Rasyidi HY kepada wartawan, Selasa (24/1/2023).
Menurutnya, saat rapat kerja dengan Komisi C DPRD DKI Jakarta, Jakpro belum bisa memberikan deviden kepada Pemprov DKI Jakarta karena belum sehat. Namun, ucapnya, Direktur Utama Jakpro, Iwan Takwin berjanji akan memulihkan keuangan Jakpro dalam dua tahun ke depan.
“Mereka (Jakpro) memang sudah sejak tahun 2019 itu belum bisa memberikan deviden kepada kita karena belum sehat. dan janji dirut baru kemarin mereka akan mencoba, diharapkan, di tahun 2025 mereka sudah sehat, dua tahun,” katanya.
Untuk itu, DPRD DKI Jakarta mendesak Jakpro agar segera memulihkan manajemen keuangan perusahaan. Salah satu caranya, kata Rasyidi, dengan menggabungkan anak usaha yang memiliki bidang bidang yang sama.
“Jakpro itu juga kan satu holding punya tujuh anak perusahaan dan dua cucu perusahaan, cukup banyak kan. kalau mereka cuma kita susuin aja, enggak ada yang mendapatkan deviden, ya untuk apa? bagus, misal ada anak perusahaan yang satu bidang, kenapa harus ada dua? misal bisa digabungkan, ya gabungkan saja,” ungkapnya.
Direktur Utama Jakpro, Iwan Takwin berjanji segera melakukan perbaikan dan treatment terhadap seluruh anak usaha PT Jakpro.
“Kami memang sedang berupaya supaya anak-anak usaha kami yang tidak perform kami perbaiki. Jadi sampai sekarang kami cari penyakitnya dimana kami sembuhkan penyakitnya baru kami berikan obatnya,” katanya di ruang rapat.
Salah satu strategi pemulihannya adalah dengan memperkuat sinergi antara induk usaha dan anak-anak usaha.
“Tahapan yang kami lakukan mulai dari audit-audit kinerja setelah itu kami memberi challenge kepada anak usaha. Jadi kami tidak tinggal diam. Kami sedang menjalankan tahapan-tahapan pemulihan,” ungkapnya. (Peri)
kemarin kita ngasih saran supaya mereka kemarin memperbaiki manajemen, itu pertama. kemudian setelah memperbaiki manajemen, mengusahakan gerbong LRT itu atau tempat-tempat yang jadi aset mereka itu, coba pakai iklan. itu kan bisa mendapatkan uangkan. sekarang kan banyak iklan-iklan di LRT itu
jadi dilalukan evaluasi dulu, yang memang tidak menghasilkan apa-apa, kemudian yang satu bisnis, ya itu digabung saja
kita menyampaikan kepada mereka. contoh lain, bumd ketahanan pangan, contoh ya, ada dharma jaya, pasar jaya, food station, kenapa enggak digabung aja? gitu kan, supaya artinya perusahaannya bagus, organisasinya ya bisa lebih lincah. daripada tiga, mending satu
kenaikan deviden bisa lewat ngebanyakin acara di jis/tim?
ya itu antara lain juga demikian. tapi mereka kan akan memperbaiki manajemennya terlebih dahulu. ini kan manajemen baru semua. hanya dirutnya (orang lama) yang bekas direktur apa gitu ya teknik kalau enggak salah. jadi mereka harus menyamakan persepsi dulu. kita minta mereka supaya manajemennya itu, kalau sesuatu harus bagus, dia harus kerja teamwork. jangan sampai nanti komisaris merasa jadi dirut, bisa saja kan. kita harapkan bod dan boc itu harus bekerja sama, tidak merasa bahwa oh saya boc, saya komisaris, saya bisa seperti dia sebagai dirutnya. itu yang merusak.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pengelola BUMD Fitri Rahadiani menambahkan, saat ini, pihaknya juga sedang membuat pemetaan core bisnis masing-masing anak usaha PT Jakpro sehingga anak-anak usaha PT Jakpro bisa fokus pada bidang bisnis masing-masing. Termasuk diantaranya merger anak-anak usaha Jakpro yang satu dengan yang lain.
“Kayak PMJ Land punya bisnis SPBU. Sebenarnya layaknya dimana sih. Apakah di PT Jakarta Oases Energi. Jadi kita petain satu-satu. Misalnya bisnis parkir, sebenarnya layaknya dimana sih. 2023 ini kita kaji anak-anak usaha Jakpro,” katanya. ***