IPOL.ID – Perumda PAM Jaya bersama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta sepakat untuk mewujudkan kedaulatan air di DKI Jakarta. Dalam hal ini, Muhammadiyah turut menyosialisasikan penggunaan air perpipaan agar warga bisa meminimalisir menggunakan air tanah.
“Muhammadiyah DKI Jakarta ingin berperan dalam perilaku pemeliharaan air yaitu pendidikan perilaku ramah air, seperti tidak menggunakan air tanah, serta menyediakan resapan air sebagaimana diatur dalam Fikih Air Muhammadiyah,” ujar Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta Sun’an Miskan di Jakarta, Rabu (17/1/2023).
Menurutnya, Muhammadiyah DKI Jakarta berkomitmen untuk mendorong masyarakat mengurangi penggunaan air tanah dan memanfaatkan air secara baik dan bijak, serta mendorong pemerintah daerah untuk menjamin ketersediaan air bersih dan murah untuk menjamin kebutuhan hidup warga.
“Ada 63 ayat Alquran yang menjelaskan tentang pentingnya air. Maka, menjaga air merupakan kewajiban bagi seluruh manusia. Sosialisasi tentang kedaulatan air hari ini merupakan hal penting untuk menjaga keberlangsungan kehidupan,” kata Sun’an Miskan.
Sosialisasi Kedaulatan Air untuk Warga Jakarta yang digelar di Hotel Mercure Cikini, Jakarta Pusat itu merupakan bentuk dukungan dari Muhammadiyah terhadap upaya PAM JAYA memberikan kedaulatan air di DKI Jakarta. Selain itu, kegiatan ini juga bagian dari Syiar Musyawarah Wilayah Ke-22 Muhammadiyah DKI Jakarta yang akan diselenggarakan pada 11-12 Maret 2023 di Gedung Dakwah Muhammadiyah DKI Jakarta di Jalan Kramat Raya Nomor 49, Jakarta Pusat.
Selain dihadiri oleh anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, acara itu juga langsung dihadiri Direktur Utama PAM JAYA Arief Nasrudin, Wakil Ketua Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas, Anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta (Pengamat Kebijakan Publik) Prof Agus Suradika, dan Wakil Rektor Universitas Doktor Hamka (UHAMKA), Bunyamin.
Direktur Utama PAM JAYA Arief Nasrudin mengatakan, tanggal 2 Februari 2023 PAM JAYA akan mengambil alih pelayanan air minum perpipaan di DKI Jakarta setelah selama 25 tahun dikelola oleh mitra swasta. Tentu saja, pengambilalihan ini diharapkan dapat menjadikan pelayanan air minum perpipaan akan berorientasi pada kedaulatan air di DKI Jakarta, dan bukan mengedepankan keuntungan semata.
“Untuk memastikan kedaulatan air dapat terwujud, tentunya kami membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Muhammadiyah. Karena kedaulatan ini adalah pemberian hak dasar atas air bagi seluruh warga Jakarta, tanpa terkecuali,” kata Arief.
Arief menambahkan, PAM JAYA telah menemukan solusi manajemen air yang tepat untuk menyediakan suplai air di sejumlah wilayah di DKI Jakarta, salah satunya di Marunda Kepu, Jakarta Utara. Di wilayah tersebut, suplai air sempat terganggu selama sekitar 7 bulan. Hal tersebut ternyata disebabkan usia pipa yang cukup tua sehingga tekanan air mesti dikurangi untuk mengurangi kebocoran pipa.
Menyadari kondisi itu, PAM JAYA menemukan solusi melalui pembangunan reservoir komunal atau bak penampungan air bawah tanah yang disertai pompa dorong. “Alhamdulillah, dengan adanya reservoir komunal, warga di Marunda Kepu, bahkan yang berlokasi paling ujung dan bersebelahan dengan laut bisa mendapatkan suplai air secara normal,” tutup Arief. (Peri)