Oleh : Ahmad Daryoko (Koordinator INVEST)
IPOL.ID – Sekali lagi, saat Jepang di bom atom Tahun 1945 sehingga hancur berantakan, saat itu Kaisar Hirohito langsung memimpin rakyat Jepang untuk bangkit kembali membangun negeri yg sudah hancur lebur itu. Tetapi strateginya tidak dengan cara undang investor luar negeri, hutang ke LN, apalagi menggadaikan sumberdaya alam ( karena memang miskin SDA).
Yang dilakukan Sang Kaisar sebagai langkah awal saat itu adalah melontarkan sebuah pertanyaan ke rakyatnya, ” Masih adakah guru yang masih hidup ?” Inilah langkah Visioner itu. Dan dalam tempo dua dasa warsa Jepang mulai bangkit sebagai negara industri.
Bukan langkah pragmatis seperti serahkan sumberdaya alam ke asing, jual BUMN, utang ke LN, undang investor untuk membangun pembangkit setelah itu pembangkit sendiri di “suntik mati” lalu dijual ke pedagang besi tua.
Atau tiba-tiba bangun tidur ingin bangun kereta cepat, bangun power station 35 ribu MW, ingin bangun ibu kota ditengah hutan, dan seterusnya. Hal seperti itu memang spektakuler dan “menggelegar”, tetapi hakekatnya hanya merupakan langkah “ecek – ecek” bukan langkah yang visioner seperti Kaisar Jepang di atas. Yang sampai kapanpun tidak akan menjadikan rakyat maju ! Kecuali hanya akan menambah utang ribuan triliun sebagai warisan ke anak cucu kelak.
Presiden Kebetulan
Ya memang repot kalau “azbabun nuzul” munculnya sebuah kepemimpinan nasional hanya karena faktor “kebetulan”. Dimana tahun 2005 SBY membutuhkan tempat di suatu kota (untuk istirahat anggota CIA) dekat pesantren Ngruki, guna mengintai Ustadz Abu Bakar Baasyir yang dituduh AS sebagai pentolan teroris. Dan diketemukanlah oleh SBY sebuah kota dekat pesantren Ngruki tsersebut.
Sehingga dari situ sang wali kota akhirnya dikenal oleh Condolisarice dan Hillary Clinton (Menlu AS). Dan singkatnya di “karbit” oleh CIA/AS dengan treatment media massa untuk menuju RI 1, sehingga menjadi “media darling” dan mengalahkan bos partai banteng dan Prabowo Subianto (yang dua duanya tidak disukai AS). Dan antara 2005 – 2014 CIA menugaskan Luhut Binsar Pandjaitan untuk mengawal sang Capres jago CIA dengan ‘modus’ pura pura berbisnis meubel.
Dan singkat kata mengorbitlah Pemimpin Nasional secara “Kebetulan”. (Peri)