IPOL.ID – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan upaya pemerintah pusat dalam mengantisipasi berbagai bencana dan cuaca ekstrem di tanah air. Tak terkecuali akan dilakukan di Sulawesi Selatan (Sulsel).
“BNPB telah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), BRIN dan TNI AU untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca. Sudah berhasil dilakukan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten dan Jawa Tengah. Kita juga menyiapkan intervensi serupa di Sulawesi Selatan,” ujar Letjen TNI Suharyanto pada wartawan saat kunjungan kerja sekaligus memimpin rapat koordinasi di kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Senin (9/1/2023).
Teknologi modifikasi cuaca, kata dia, telah dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem sejak 25 Desember 2022 lalu. Hingga Minggu (8/1/2023) kemarin, sebanyak 67.300 kilogram garam NaCl telah disemai di berbagai wilayah di tanah air.
Sejurus akan kunjungannya itu, Suharyanto juga memberikan bantuan dana siap pakai (DSP) kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk penanganan darurat bencana hidrometeorologi yang melanda wilayah Sulawesi Selatan sejak 23 Desember 2022 lalu.
Bantuan tersebut diberikan Suharyanto saat kunjungan kerja sekaligus memimpin rapat koordinasi di kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Senin.
Secara rinci, dukungan bantuan penanganan darurat diberikan ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp 500 juta, dan 14 kabupaten kota terdampak menerima masing-masing 250 juta rupiah untuk dana operasional.
Selanjutnya 100 juta rupiah untuk bantuan logistik. Total bantuan yang diberikan sebesar 5,4 miliar rupiah. Untuk 14 Kabupaten Kota terdampak menerima bantuan, antara lain Kota Makassar, Kabupaten Sinjai, Enrekang, Luwu Utara, Bone, Jeneponto, Pare-pare, Pangkep, Selayar, Bantaeng, Sidrap, Pinrang, Barru, dan Bulu Kumba.
Selain itu, BNPB juga memberikan bantuan masing-masing 1.000 buah selimut dan 1.000 buah matras.
Sebelumnya, BNPB melalui Deputi Bidang Penanganan Darurat juga telah menyerahkan bantuan kepada 5 kabupaten yakni Kabupaten Maros, Gowa, Soppeng, Wajo dan Takalar pada akhir Desember 2022. Bantuan yang diberikan berupa DSP operasional masing-masing sebesar 250 juta rupiah, DSP logistik senilai 100 juta rupiah dan 8.500 buah selimut.
Suharyanto menyampaikan, untuk melibatkan semua pihak dalam penanganan bencana, termasuk penanganan bencana di Sulawesi Selatan, karena bencana adalah urusan bersama.
“Tidak ada satupun lembaga yang dapat menyelesaikan penanganan bencana sendirian. Bencana adalah urusan bersama,” tutur Suharyanto.
Dalam kesempatan itu, Kepala BNPB Suharyanto beserta rombongan juga menyambangi warga terdampak banjir dan angin kencang di Desa Aeng Batubatu, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Suharyanto sempat berdialog dengan warga yang menyampaikan keluh kesahnya. Dalam arahannya kepada pemerintah daerah setempat, agar memperbaiki infrastruktur dan merencanakan berbagai langkah kesiapsiagaan untuk dapat mengantisipasi bencana yang akan datang. Sehingga dapat mengurangi korban terdampak.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melaporkan akibat bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin kencang yang melanda wilayahnya, terdapat 19 Kabupaten/Kota terdampak dan 9 Kabupaten berstatus tanggap darurat bencana alam.
Hingga Sabtu (7/1/2023) kemarin, sebanyak 26.263 Kepala Keluarga (KK) atau 60.948 jiwa terdampak dan 10 orang meninggal dunia. Tercatat 1.168 unit rumah rusak, dengan rincian 190 unit rusak berat, 210 unit rusak sedang dan 894 unit rusak ringan. (Joesvicar Iqbal)