Oleh Heka Hertanto (Ketua Umum Artha Graha Peduli)
Di Indonesia, bisa dihitung dengan jari organisasi keumatan yang mampu merayakan hari lahir ke-100 tahun. Mengurus organisasi keumatan butuh teknik dan jurus tersendiri.
Maklum organisasi keumatan ini bukan organisasi bisnis. Bergelut di organisasi keumatan bermodal niat ikhlas, bersama-sama membesarkan organisasi dari manajemen tradisional hingga modern dengan aset bisa miliaran bahkan triliunan..
Alhamdulillah dengan izin Allah, organisasi berbasis keumatan yang sanggup mermperingati hari lahirnya hingga 1 abad yakni Nahdlatul Ulama (NU). Organisasi ini lebih tua dari usia negara ini Republik Indonesia. NU dibentuk pada tanggal 31 Januari 1926 bertepatan dengan 16 Rajab 1344 H.
Perwakilan ulama tradisionalis yang mendapat bimbingan ideologis dari Ahlus Sunnah wal jamaah, yakni tokoh-tokoh seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah dan para ulama lainnya ketika upaya reformasi mulai meluas. Meskipun terorganisir, mereka sudah memiliki hubungan yang sangat kuat. Perayaan seperti haul, peringatan wafatnya seorang kIai yang kemudian mengumpulkan masyarakat sekitar, para kyai dan mantan santrinya hingga sekarang masih dilakukan secara rutin di beberapa wilayah di Tanah Air.