Ia menjelaskan, Jakarta Cap Go Meh adalah bentuk kolaborasi dari semua stakeholder yang ada. Baik itu di Pecinan Glodok dan juga Kota Tua.
“Kita ingin medorong area Pecinan Glodok menjadi suatu aera wisata yang bersih, aman, dan juga mempunyai atraksi budaya yang bisa ditonjolkan menjadi bagian pariwisata budaya yang terkoneksi tentunya,” papar Andre.
Andre mengakui, pascapandemi banyak yang harus diperbaiki.
“Kita harapkan juga melalui kegiatan Jakarta Cap Go Meh ini kita bisa bangkit melalui kegiatan pariwisata dan budaya tentunya, khususnya di area Pecinan Glodok,” pungkas Andre.
Pesta yang digelar 15 hari setelah Imlek ini terlaksana berkat kolaborasi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Kota Jakarta Barat, bersama sejumlah organisasi-organisasi Tionghoa seperti Perhimpunan INTI dan Perempuan INTI, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pecinan Glodok, Ikatan Alumni (IKAL) Lemhanas, Fat Cu Kung Bio, The Famous Club, PLBSI, dan Indonesia TIC. (Rian)