Soal mekanisme pendataan yang dilakukan dalam penelitian yang dilakukan BPS ini, aktivis Peduli Jakarta, Melny Nova Katuuk mengatakan bahwa berdasarkan hasil investigasinya terhadap warga diketahui bahwa BPS melibatkan warga setempat sebagai mitra untuk pengambilan sampling data. Nova menyatakan juga bahwa BPS mengumpulkan data sesuai dengan kuesioner yang disiapkan BPS dan sudah dikerjakan oleh mitra BPS di lapangan. Sementara itu, para Mitra BPS memberikan kertas berisi pertanyaan kepada masyarakat. “Terkadang ada masyarakat yang tidak jujur tentang keadaan ekonomi. Misalnya, ada yang punya mobil, tapi nggak mau nulis kalau mereka punya mobil,” ungkap Nova .
Berarti penelitian yang dilakukan oleh BPS Jakarta ini dari sisi mekanisme penelitiannya masih patut dipertanyakan hasil data yang didapatkan dari lapangan. Fakta di lapangan ternyata perbedaan fakta dengan data yang dihasilkan oleh penelitian BPS Jakarta. Seharusnya BPS Jakarta secara kritis mempertanyakan dan menguji kembali dulu datanya ke lapangan sebelum dipublikasi. Diperlukan beberapa kali dilakukan upaya menguji kembali data lapangan oleh BPS Jakarta agar data yang didapatkan akurat. Belum diujinya kembali data didapat ke lapangan, tapi sudah langsung dipublikasi adalah kelemahan dan kesalahan dari kepala BPS Jakarta. Sebagai pimpinan BPS di Jakarta seharusnya mengetahui betul kebutuhan menguji kembali ke lapangan data yang sudah di dapat, agar data menjadi akurat. Nah data akurat itulah yang dipublikasi agar tidak membuat kekacauan dan kegaduhan di publik. (peri)