“Sementara itu dari sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan terutama bersumber dari LU Perdagangan, LU Industri Pengolahan, serta LU Jasa lainnya,” kata Musni.
Dari sisi permintaan, lanjutnya, konsumsi rumah tangga pada tahun 2022 tumbuh sebesar 5,64%, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 3,54% sehingga memberikan andil sebesar 3,28% terhadap PDRB DKI Jakarta.
Pertumbuhan tersebut, ungkapnya, didorong oleh peningkatan aktivitas masyarakat yang terindikasi dari tingginya mobilitas serta peningkatan impor barang konsumsi.
Selanjutnya, kata Musni, investasi tercatat tumbuh sebesar 4,48% meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 1,05% dengan andil sebesar 1,70%. Kondisi tersebut sejalan dengan akselerasi sektor konstruksi serta peningkatan belanja modal pemerintah dan impor barang modal.
“Adapun kinerja ekspor juga tumbuh tinggi yaitu sebesar 12,60% ditopang oleh masih kuatnya permintaan negara mitra dagang khususnya ASEAN dan Timur Tengah, serta kinerja ekspor jasa seiring kenaikan jumlah wisman sehingga memberikan kontribusi sebesar 6,71% terhadap PDRB DKI Jakarta pada tahun 2022,” ungkapnya.