Di sisi lain, kata Musni, Konsumsi Pemerintah pada tahun 2022 tercatat mengalami kontraksi sebesar 9,41% dan menjadi penahan laju pertumbuhan. Sedangkan dari sisi sektoral atau lapangan usaha, perekonomian DKI Jakarta selama tahun 2022 terutama ditopang oleh LU Perdagangan yang tumbuh sebesar 7,78% dengan andil sebesar 1,20% terhadap PDRB DKI Jakarta.
“Kondisi tersebut sejalan dengan peningkatan konsumsi RT seiring pelonggaran kapasitas pusat perbelanjaan dan toko ritel. Selanjutnya, pertumbuhan LU Informasi dan Komunikasi terakselerasi sebesar 6,96% dan memberikan andil sebesar 0,92%, dan LU Industri Pengolahan tumbuh sebesar 5,95% dengan andil sebesar 0,69% terhadap PDRB DKI Jakarta,” jelasnya.
Selain itu, tutur Musni, LU Jasa lainnya juga tumbuh tinggi sebesar 15,27%, didorong oleh meningkatnya jasa hiburan dan jasa perawatan pribadi sehingga memberikan kontribusi sebesar 0,56% terhadap pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.
Disamping itu, beberapa sektor lainnya juga masih mencatat pertumbuhan positif seperti LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (9,31%) seiring dengan peningkatan aktivitas pariwisata, penyelenggaraan event musik dan olahraga, serta penyelenggaraan MICE berskala nasional dan internasional, serta LU Transportasi dan Pergudangan (7,19%) seiring dengan meningkatnya kinerja bongkar muat, meningkatnya kinerja angkutan darat, laut, dan udara, serta peningkatan aktivitas transaksi perdagangan digital melalui e-commerce.