“Kalau kita lihat, salah satu tulisan paling berkesan Mas Anies, ‘Merajut Keindonesiaan”, itu visi persatuannya, visi akurnya itu kokoh sekali. Beliau selalu menyatakan kebhinekaan itu sesuatu yang nyata,” jelas Mardani.
“Tapi persatuan harus diusahakan. Karena itu, narasi persatuan, narasi menjadi jembatan, narasi membuat yang berbeda itu saling mengenal, terus diangkat. Termasuk, gaya asyiknya karena bisa nyambung dengan berbagai isu yang ada, sehingga selalu up to date,” tambahnya.
Kemampuan komunikasi ini sangat penting dalam mendengar dan berdialog dengan masyarakayt dan konstituen, menyampaikan pendapat dan argumen ke eksekutif, berdialog dengan para tokoh dan berbagai elemen. Bangun komunikasi yang 3A, yaitu Adem, Akur dan Asyik. Bangun komunikasi yang Adem dna sejuk sengan berbagai pihak sebagaimana yang dicontohkan Walisongo saat berdakwah di Tanah Jawa. Karena komunikasi yang Adem cocok dengan karakter masyarakat Indonesia. (Peri)