IPOL.ID – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terus gencarkan program pendampingan. Hingga kuartal I 2023, BUMN bidang pembiayaan mikro ini sudah mampu menjaring 14,4 juta nasabah, dengan target tahun ini meningkat menjadi sebanyak 17 juta. Sedangkan total jumlah pembiayaan yang telah disalurkan sepanjang 2022 mencapai Rp64 triliun.
“Tugas kami memang menyiapkan para pelaku usaha ultramikro tadi naik kelas, membimbing para nasabah agar mampu mengakses pembiayaan yang lebih baik,” ujar Dirut PT PNM, Arief Mulyadi dalam acara Collab Ibu dan Jurnalis untuk Inspirasi Indonesia, di Jakarta Jumat (14/4/2023).
Dikatakan dia, PNM melakukan program pendampingan yang berkesinambungan dengan para pelaku usaha mikro tadi. Harus punya wawasan kewirausahaan, pengembangan usaha, mendorong membantu memfasilitas agar mereka mengembangkan usahanya. Karena dengan berkembangnya usaha mereka, makan banyak twerbantu dengan usaha mereka.
Senada, Sekretaris Perusahan PT PNM, Dodot Patria Ary mengatakan dalam menjaring nasabah, PNM tidak menerapkan syarat dan ketentuan yang ketat. Sebaliknya sangat mudah bagi masyarakat pelaku usaha ultramikro untuk menjadi nasabah PNM. “Syarat utamanya cumin bermodalkan kejujuran, sudah bisa mengakses program pembiayaan kami,” ujar Dodot.
Karena itu Ia berpendapat, program pendampingan berupa pemantauan usaha berkelanjutan menjadi program prioritas PNM selam ini. Dan salah satu program pendampingan tersebut adalah dengan digelarnya acara Collab Ibu dan Jurnalis.
Acara ini merupakan bentuk edukasi bagi para nasabah produk jasa Mekaar PNM terkait praktik langsung peningkatan wawasan dan pengembangan usaha. Di event tersebut ibu-ibu nasabah Mekaar bisa praktik langsung bagaimana mengembangkan usaha. Dalam hal ini sebagai contoh adalah usaha kuliner.
Lantas rekan jurnalis membantu memberikan saran terkait pengambilan gambar yang tepat untuk kemudian bisa di posting di media sosial untuk dipasarkan. “Kita tahu sekarang zamannya digital marketing, dan salah satu yang membuat tertarik konsumen adalah foto-foto dan ketarangan yang menarik. Di sini kita dituntut untuk pintar dalam mengembangan pemasaran,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini PT PNM juga sekaligus meluncurkan buku “5 Langkah Ibu Eksis Dagangan Laris.” Buku ini bisa menjadi panduan guna membantu nasabah PNM ultramikro untuk bisa naik kelas dengan meningkatkan kualitas bisnis dan pemasaran melalui digital agar lebih laris.
“Dalam buku ini diterangkan langkah tips dan trik dalam mendongkrak pendapatan dan kapasitas produksi dagangan mereka,” lanjut Dodot.
Pada bagian lain, Arief Mulyadi menjelaskan bahwa PNM tetap waspada namun tidak terlalu khawatir terhadap ancaman adanya resesi global. Ia optimistis masyarakat ultramikro bisa maju melalui dana pinjaman PNM. Pasalnya, ia mengacu pada data dari IMF yang mengatakan ekonomi Indonesia akan tetap di atas lima persen. Serta menilik dari kondisi sebelumnya, UMKM justru jadi tulang punggung perekonomian selama pandemi covid lalu.
Sebaliknya, Arief menilai bahwa banyak sektor formal yang justru terdampak bisa dipastikan akan beralih kepada sektor UMKM. Hal ini justru bisa dijadikan peluang bagi korporasi dalam hal menyasar target pertumbuhan kinerja keuangan sekaligus membantu solusi nasional mencegah kemiskinan. PNM pun sudah siap dan siaga dalam menghadapi keadaan.
Hal tersebut didukung data bahwa pada Desember 2019 jumlah nasabah PNM dari enam juta bisa menjadi 7,8 juta di 2020. Sementara 2021 bisa meningkat menjadi 11,4 juta. Dan terus meningkat di 2022.
Sementara selama pandemi penyaluran dana PNM kepada nasabah justru meningkat. Saluran dana di 2019 sekitar Rp20 triliun, kemudian meingkat di 2020 menjadi Rp24 triliun. Kemudian meningkat hampir dua kali lipat di 2021 menjadi Rp44 triliun. (timur)