Tambah Keterampilan di Ponpes Darul Ma’rif, Para Santriwati Diberi Pelatihan Menjahit
IPOL.ID – Relawan Santri Dukung Ganjar (SDG) Jawa Barat (Jabar) mengadakan pelatihan menjahit di Pondok Pesantren Darul Ma’rif di Desa Cibodas, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi, Minggu (2/4).
Puluhan santriawan dan santriwati ikut serta dalam pelatihan yang digelar pada Minggu siang tadi. Pelatihan dipandu oleh salah satu mentor yang telah lama berkecimpung di bidang jahit menjahit itu.
Koordinator Wilayah SDG Jabar, Ahmad Hakiki menuturkan, bantuan komputer yang diberikan diperuntukkan guna menambah ilmu dan keterampilan para santri dalam bidang menjahit.
“Dari pelatihan ini santri bisa punya ilmu-ilmu baru dan mereka bisa mendapatkan bidang ekstrakurikuler baru yang mampu menunjang untuk kegiatan santri ke depan,” ujar Hakiki di Pondok Pesantren Darul Ma’rif di Desa Cibodas, Sukabumi, Minggu (2/4).
Beberapa hal diajarkan dalam pelatihan tersebut. Mulai dari cara mengoperasikan mesin, memasang benang hingga teknik-teknik membuat produk menggunakan mesin jahit.
Bukan sekadar menambah keterampilan, relawan SDG Jabar juga berharap pelatihan itu bisa berdampak pada sektor ekonomi ponpes dan santri sendiri.
“Harapannya setelah lulus dari pesantren, mereka dibekali ilmu-ilmu yang kreatif, untuk menunjang kehidupan mereka di bidang ekonomi,” harap Hakiki.
Selain memberikan pelatihan, relawan SDG Jabar juga menyerahkan bantuan mesin jahit kepada pihak Ponpes Darul Ma’rif. Mesin diberikan merupakan kualitas tinggi yang telah menjadi mesin standar industri garmen.
Bantuan itu diberikan agar para santri bisa terus mengasah kemampuan menjahitnya meski pelatihan dari SDG telah usai.
“Meski pelatihannya sudah selesai, mereka bisa terus membuat pakaian baru. Kreativitas mereka dituangkan melalui mesin jahit yang sudah ada di pondok pesantren,” ujarnya.
Sementara, pimpinan Ponpes Darul Ma’rif, Abdurohman mengapresiasi pelatihan dan bantuan dari relawan SDG Jabar kepada ponpesnya. Dia menyebut, pelatihan dan bantuan itu sangat bermanfaat bagi para santri.
Melalui pelatihan ini, Abdurohman berharap para santrinya ketika lulus dari pesantrennya tidak hanya pandai mengaji, tetapi juga memiliki keahlian untuk bisa membuka lapangan usaha dalam bidang menjahit.
“Luar biasa, saya bangga karena telah bertahun-tahun saya bermimpi ingin memberikan kegiatan untuk para santri di sini. Karena selain belajar kitab kuning atau tafsir, masih belum ada kegiatan lainnya di sini. Ke depan saya harapkan bisa diberikan bantuan lagi bahkan lebih dari bantuan yang sekarang,” tutup Abdurohman. (Joesvicar Iqbal/msb)