“Saya tidak ingin anak ini seperti saya, yang tidak lanjut kuliah karena biaya. Alhamdulillah Bagus mendapatkan rejekinya disitu, dari biaya kuliah, sampai nanti akan berangkat ke luar negeri” ucap Sutisna.
Minat Bagus pada permainan sudah didukung ayahnya sejak kecil. Beberapa permainan justru diajarkan oleh ayahnya, sampai akhirnya dapat memecahkan berbagai permainan yang sulit bagi anak seumurnya. Selain itu ayahnya juga sering memberikan edukasi terkait bahasa. Bagi Sutisna, bahasa akan menjembatani anaknya ke dunia luar. Itulah mengapa sosok Ayah menjadi motivasi Bagus untuk terus berkuliah.
“Saya senang bermain playstation, dan Bagus pun menyukainya. Bersyukurnya permainan ini juga yang memberikan Bagus banyak beasiswa” kata Sutisna.
Sejak kecil Bagus sudah bercita-cita menjadi tentara. Alasannya sederhana, yakni untuk mengabdi kepada negara ini. Ternyata jalan rezeki menempatkan Bagus di prodi teknologi permainan. Bagus disini mempelajari bagaimana membangun dan mengembangkan sebuah teknologi permainan. Meski demikian, semangat Bagus mengabdi kepada negara bisa dengan dilakukan dengan cara yang berbeda.