Dilansir dari situs International Telecommunication Union, hari telekomunikasi internasional tahun ini mengangkat tema “Empowering the least developed countries through information and communication technologies” atau “Memberdayakan negara-negara berkembang melalui teknologi informasi dan komunikasi. Tema ini dipilih tentunya tidak lepas dari harapan untuk mendorong terwujudnya pemerataan akses yang adil dan inklusif.
Di Indonesia sendiri, perkembangan telekomunikasi diawali dengan penggunaan telegraf sebagai alat komunikasi pada tahun 1855. Saluran telegraf pertama dibuka pada tanggal 23 Oktober 1856 oleh Pemerintah Hindia Belanda, berupa telegraf elektromagnet yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor). Tiga dekade berselang, pada 1882, hubungan telepon lokal digunakan pertama kali, tepatnya tanggal 16 Oktober 1882. Sejak saat itu kemunculan telepon mulai menyaingi layanan pos dan telegraf. Hadirnya telepon membuat masyarakat kian memilih untuk menggunakan teknologi baru ini, terlebih dengan banyaknya perusahaan swasta menyelenggarakan bisnis telepon untuk masyarakat.