IPOL.ID – Pada 2015 tim Reaktor Nuklir Kartini ingin memperbaiki sistem parameter operasi seperti suhu, tekanan, laju alir, batang kendali, daya reaktor, dan lain-lain. Saat itu, mereka ingin melakukan digitalisasi semua parameter operasi agar Reaktor Nuklir Kartini memiliki logbook yang terekam secara otomatis.
Tim tersebut kemudian memanfaatkan ide logbook yang terekam secara digital untuk digunakan dalam layanan pembelajaran. Jika data sudah terakuisisi, maka akan dapat diakses baik secara intranet maupun internet. Dalam proses uji coba membuahkan hasil, keberhasilan akses data untuk parameter-parameter dari luar lokasi reaktor.
Selanjutnya, tim Reaktor Nuklir Kartini mengembangkannya menjadi pembelajaran jarak jauh melalui kegiatan Nuclear Youth Summit (NYS) di Jakarta. Demonstrasi kegiatan operasi reaktor nuklir secara online untuk pertama kalinya, yang disiarkan secara langsung dari Yogyakarta pada kegiatan NYS tersebut.
Hal itu menandai lahirnya IRL (Internet Reactor Laboratory) Reaktor Nuklir Kartini, menggunakan media teleconference, saat itu. “Keberhasilan siaran langsung untuk pertama kalinya membuat kami melakukan studi literatur lanjutan, bahwa ada reaktor nuklir yang digunakan untuk pembelajaran jarak jauh seperti di Amerika Serikat, Argentina, dan Prancis. Sistem mereka sama seperti yang kami lakukan,” ungkap Koordinator Pelaksana Fungsi Reaktor Nuklir Kartini BRIN, Umar Sahiful Hidayat, seperti dikutip dalam laman BRIN di Jakarta, baru-baru ini.