Ipol.idIpol.id
Aa
  • Home
  • News
  • Nasional
    • Jabodetabek
    • Jakarta Raya
    • Nusantara
  • Internasional
  • Politik
  • Hukum
  • Kriminal
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Si Ipol
  • Opini
  • More
    • Video
    • Gaya hidup
    • Sosok
    • Tekno/Science
    • Galeri
    • Indeks Berita
Reading: Polisi RW Potret Kegagalan CoP (Community of Policing)
Share
Ipol.idIpol.id
Aa
Cari berita disini...
  • Home
  • News
  • Nasional
    • Jabodetabek
    • Jakarta Raya
    • Nusantara
  • Internasional
  • Politik
  • Hukum
  • Kriminal
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Si Ipol
  • Opini
  • More
    • Video
    • Gaya hidup
    • Sosok
    • Tekno/Science
    • Galeri
    • Indeks Berita
Follow US
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan IPOL.ID
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Ipol.id > Index berita > Polisi RW Potret Kegagalan CoP (Community of Policing)
Index beritaNewsOpini

Polisi RW Potret Kegagalan CoP (Community of Policing)

Yudha
Yudha Published 20 May 2023, 09:41
Share
3 Min Read
Bambang Rukminto, Pengamat Kepolisian Institute for Security and Strategic Studies (ISESS). Foto: Bambang Rukminto (instagram).
Bambang Rukminto, Pengamat Kepolisian Institute for Security and Strategic Studies (ISESS). Foto: Bambang Rukminto (instagram).
SHARE

Oleh: Bambang Rukminto, Pengamat Kepolisian Institute for Security and Strategic Studies (ISESS)

IPOL.ID – Wacana pengembangan program Polisi RW secara nasional yang dikampanyekan oleh Kabaharkam menunjukkan kegagalan program CoP (Community of Policing) atau pemolisian masyarakat yang merupakan pembangunan partisipasi masyarakat di bidang keamanan dalam sistem keamanan rakyat semesta.

Pembangunan partisipasi keamanan masyarakat dengan ujung tombaknya adalah Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Kamtibmas) belum juga berhasil malah direduksi dengan program polisi RW. Partisipasi masyarakat di bidang keamanan bisa dilihat dari peran aktif masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertibannya sendiri. Keberhasilan pengembangan partisipasi masyarakat juga ditunjukan dengan semakin mengecilnya keterlibatan aparat kepolisian dalam semua persoalan kamtibmas, bukan sebaliknya malah masuk ikut lebih dalam semua problem masyarakat, seperti masuk dalam grup-grup WA warga.

Secara teknis, sejauh ini keberadaan Bhabinkamtibmas masih menjangkai 46,4 persen desa/kelurahan di seluruh pelosok Indonesia. Saat ini ada 8.506 kelurahan; 74.961 desa di seluruh Indonesia. Saat ini jumlah Bhabinkamtibmas 38.593 personel, atau baru menjangkau 46,4 persen dari total desa/kelurahan di Indonesia sebanyak 83.147.

Baca Juga

Duh Tega Banget, ABG Digilir puluhan Berandal di Sulteng
Marissya Icha: Dua orang sudah jadi tersangka Kasus Video Syur 47 Detik
Gebrak pulau Dewata, GIGI Puaskan Kerinduan Ribuan Penggemarnya

Bila mengacu kebutuhan personel, dengan pengembangan program polisi RW secara nasional artinya akan ada peningkatan minimal 10x lipat jumlah personel kepolisian setingkat Bhabinkamtibmas.

Sementara jumlah anggota polisi yang ada di Indonesia tercatat sebanyak 412.818 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 21.624 polisi bertugas di markas besar Polri.

Sesuai pernyataan Kapolri, akan menempatkan personel dari semua satuan untuk menjadi polisi RW, yang berarti bila tak ada penambahan jumlah personel polisi yang signifikan, akan ada tambahan beban kerja dan tugas baru pada personel yang sudah punya beban berat di satuannya masing-masing. Penambahan beban tugas harusnya juga diiringi dengan peningkatan kesejahteraan yang berarti ada penambahan anggaran.

Makanya wacana pengembangan Polisi RW tersebut secara teknis sekedar bombastis dan tidak realistis.

Di sisi lain, meskipun secara konsep seolah baik untuk mendekatkan pelayanan pada masyarakat, secara teori kekuasaan, program ini juga berpotensi menjadi alat politik seperti dalam pendekatan Orwellian, dimana polisi menjadi alat kontrol dan memata-matai semua aktivitas masyarakat.

Apalagi ini sudah menjelang Pemilu. Kasus-kasus pengerahan aparat negara dalam pemenangan salah satu kandidat dalam Pemilu sudah sering terjadi harusnya menjadi pelajaran agar tak terulang lagi.(Yudha Krastawan)

 

GN

Follow Akun Google News Ipol.id

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami
TAGGED: Bambang Rukminto, Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Pengamat Kepolisian, Polisi RW, Polri
Yudha 20 May 2023, 09:41
Share this Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp LinkedIn Telegram Copy Link
Previous Article Belum Tetapkan Tersangka Korupsi Komoditi Emas, Kejagung Garap Tiga Pegawai Bea dan Cukai
Next Article Lewat booth #PakaiMolis, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengajak masyarakat beralih dari kendaraan BBM ke kendaraan listrik. Foto: PT PLN (Persero). Kampanyekan #PakaiMolis, BUMN Yakinkan Masyarakat Untuk Beralih ke Kendaraan Listrik
Sertifikat Dewan Pers Ipol.idSertifikat Dewan Pers Ipol.id

TERPOPULER

TERPOPULER
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (Foto pribadi )
HeadlineNews

Tanggapi Kabar Perubahan Sistem Pemilu 2024 Menjadi Proporsional Tertutup, SBY: KPU dan Parpol Akan Alami Krisis

Internasional
AI Konfirmasi Keberadaan Setidaknya Lima Ekor Jaguar di Dzilam State Reserve, Meksiko
28 May 2023, 23:59
News
Sama-sama ke Mekkah, Ini 4 Perbedaan Haji dan Umrah
28 May 2023, 19:42
Politik
Kolaborasi Orang Muda Ganjar dan UMKM di Jakarta Berbuah Kopi Pemoeda
29 May 2023, 08:16
Nusantara
Ini yang Buat Ratusan Nelayan di Pangandaran Sepakat Dukung Ganjar di 2024
29 May 2023, 05:11
Ipol.idIpol.id
Follow US

IPOL.ID telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor 1084/DP-Verifikasi/K/IV/2023
https://dewanpers.or.id/data/perusahaanpers

Copyright © IPOL.ID. All Rights Reserved.

  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan IPOL.ID
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Logo Ipol.id Logo Ipol.id
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?