Berikut urutannya:
Tak hanya daya belinya. Alasan lain yang tak bisa diremehkan oleh para kapitalis dari pasar LGBT, adalah kesetiaan mereka terhadap brand. Lebih dari setengah (yakni sekitar 55persen) konsumen LGBT akan memilih berbisnis dengan perusahaan yang mendukung keragaman dan kesetaraan terhadap komunitas LGBT.
Kemudian, 70 persen orang dewasa LGBT menyatakan bahwa mereka akan membayar premi untuk produk dari perusahaan yang mendukung komunitas LGBT. Bahkan 78 persen orang dewasa LGBT beserta teman, keluarga, maupun kerabat mereka akan beralih kepada brand yang dikenal ramah terhadap LGBT.
Dengan semakin maraknya kampanye LGBT di media sosial, maka dukungan terhadap “segmen minoritas dengan pertumbuhan tercepat itu merupakan sarana promosi ampuh yang haram dilewatkan.
Pada Agustus 2014, menurut Survey konsumen Google, lebih dari 45 persen dari semua konsumen di bawah usia 34 tahun mengatakan bahwa mereka cenderung melakukan bisnis berulang dengan perusahaan yang ramah terhadap LGBT. Mayoritas dari konsumen ini (lebih dari 54 persennya) juga mengatakan, bahwa mereka akan memilih brand yang berfokus pada kesetaraan daripada brand saingannya.