Jadi, Apa yang Sebenarnya Terjadi pada Dunia?
Nampaknya, kita tak perlu memaparkan lebih lanjut analisis Forbes maupun LGBT Capital terkait besarnya potensi pasar dari kaum yang terdiri dari berbagai etnis dan gender ini. Data-data awal saja sudah cukup menjawab, mengapa dukungan terhadap LGBT begitu gencar dilakukan oleh berbagai perusahaan hingga negara.
Namun, itu semua baru ditinjau dari sisi bisnis. Pertanyaannya, apakah mayoritas pelaku LGBT itu memikirkan manfaat ekonomi ketika sedang melakukan perbuatan durjana itu? Hal prioritas yang mereka pedulikan, tentu saja kesenangan itu sendiri.
Maka bagi para kapitalis maupun pelaku LGBT, semua semakin sempurna karena perilaku mereka memang didukung oleh sistem kapitalisme, sekularisme, maupun liberalisme yang menjadi acuan aturan mayoritas penduduk dunia saat ini.
Bagi pelaku LGBT, sekularisme dan liberalisme menjadikan kebebasan berperilaku mereka difasilitasi dan dianggap normal. Bagi para kapitalis, sekularisme dan liberalisme adalah pilar penopang yang sempurna bagi kapitalisme sebagai satu-satunya sistem yang mampu memfasilitasi mereka untuk mendapatkan keuntungan materi sebesar-besarnya, tanpa harus peduli tetek bengek urusan moral.