“Saya berikan contoh sekarang kita memiliki sebuah peluang untuk menjadi negara maju kalau kita melakukan hilirisasi. Contoh kita ingin membangun ekosistem besar dari mobil listrik, apa yang harus disiapkan oleh LPDP? Kebutuhan SDM-nya apa? Harus sudah terhitung,” imbuhnya.
Dengan dana di LPDP yang sudah melesat hingga Rp139 triliun, ia berharap akan bermunculan talenta-talenta dari generasi muda yang bisa meningkatkan daya saing Indonesia dalam kurun beberapa tahun ke depan.
Ekonom CELIOS Bhima Yudhistira sependapat dengan Jokowi bahwa SDM unggul merupakan faktor penting agar Indonesia bisa melompat menjadi negara maju. Namun, menurutnya, bonus demografi Indonesia yang kelak akan terjadi pada 2030, belum tentu akan menjadikan negara ini menjadi negara maju. Peningkatan SDM yang berkualitas harus tetap menjadi prioritas, kata Bhima, sehingga kualitas dan kuantitas harus seimbang.
“Di Indonesia itu problemnya, yang kuliah S2, S3, mengambil spesialisasi tertentu adalah mereka yang di kalangan minoritas. Sebagian besar tenaga kerja Indonesia 60 persennya adalah lulusan SMP ke bawah dan yang lulusan SMP ke bawah pun juga menyumbang tingkat pengangguran yang cukup tinggi setelah sekolah vokasi atau D3. Ini jadi salah satu tantangan,” ungkap Bhima.