IPOL.ID – Pelajar SMK korban penyiraman air keras di Jalan Pisangan Lama III, Pulogadung, Jakarta Timur, korban Muhammad Abidzar, 16, kini harus menjalani operasi bedah plastik.
Ibunda Abidzar, Rubiati, 52, mengungkapkan bahwa Abidzar kini menjalani rawat jalan di rumah dan harus menjalani operasi bedah plastik untuk proses pemulihan akibat disiram air keras.
“Proses pengobatan yang lebih lengkap di Rumah Sakit (RS) Islam Cempaka Putih. Disarankan sama dokter bedah plastik. Memang harus (tindakan operasi bedah plastik),” tutur Rubiati sedih, Jumat (11/8).
Tindakan operasi bedah plastik dijalani merupakan prosedur yang disampaikan tim dokter RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat saat menangani perawatan Abidzar.
Selain memulihkan luka bakar diderita di bagian wajah, leher, dada, dan bahu diderita, operasi bedah plastik juga diperlukan pengangkatan sisa cairan kimia dari jaringan kulit.
“Karena kata dokter zat kimia berupa cairan. Walaupun luka bakar sembuh tapi dia (cairan kimia) akan menggerogoti kalau enggak (diangkat) sampai habis, istilahnya sampai ke akar-akar,” ujarnya.
Saat awal kejadian, Abidzar bahkan merasakan panas di sekujur area terdampak penyiraman air keras hingga terus memegangi bagian wajah paling parah terdampak penyiraman.
Beruntung saat kejadian, Rubiati menjelaskan, banyak warga sekitar lokasi yang berupaya memberi pertolongan pertama dengan cara menyiramkan air bersih ke Abidzar.
“Katanya semua sakit, panas. Alhamdulillah saat kejadian banyak yang menyiramkan air. Memang bengkak, merah sampai saya terus terang ngeri (melihatnya). Saya mencoba sabar, tegar,” akunya.
Lebih jauh, diterangkannya, luka pada mata yang dialami Abidzar akibat penyiraman air keras itu, kini membuatnya harus menggunakan sejumlah obat mata untuk pemulihan.
Ada enam jenis obat jenis tetes mata, dan satu jenis salep yang harus digunakan Abidzar akibat kedua matanya terluka disiram air keras di di Jalan Pisangan Lama III, Pulogadung.
Enam jenis obat tetes mata diberikan tim dokter RSCM setiap harinya harus digunakan dalam rentan waktu berbeda.
“Ada yang satu jam sekali, empat jam sekali, delapan jam sekali, 12 jam sekali. Itu hanya mata. Jadi memang terus menerus, berarti kan (lukanya) serius,” ungkap Rubiati.
Bila dibanding jumlah obat untuk pemulihan luka bakar diderita Abidzar pada bagian wajah, leher, dada, dan bahu, total obat digunakan untuk mata jauh lebih banyak.
Setelah kini menjalani rawat jalan, Abidzar diberikan satu saleb wajah, perban, dan dua jenis obat tablet untuk memulihkan kondisi akibat luka dampak penyiraman air keras.
“Kalau obat dalam (untuk tubuh) hanya dua jenis, sekali minum sudah, sehari ya. Berarti kalau untuk badan ya enggak apa, masih termasuk Alhamdulillah. Cuman memang untuk mata,” tukasnya.
Rubiati menambahkan, kondisi kedua mata Abidzar kini sudah membaik dibanding awal kejadian, karena sudah dapat sedikit membuka mata meski penglihatannya masih samar.
Pihak keluarga berharap seiring pengobatan berjalan Abidzar dapat sepenuhnya membuka kedua mata dan penglihatannya normal kembali, serta luka bakar diderita dapat pulih.
“Matanya terkena zat kimia, jadi harus dibersihkan. Dari pihak sekolah sudah datang membesuk. Alhamdulillah katanya ada dispensasi enggak masuk sekolah selama perawatan,” tukasnya. (Joesvicar Iqbal)