IPOL.ID – Delapan tahun menjadi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Heru Sulistyo (44) sudah tiga kali menjalani operasi untuk mengobati penurunan fungsi mata yang dialaminya. Bahkan tak hanya Heru yang merasakan bantuan dari Program JKN melainkan istri dan ketiga anaknya, kisah ini diceritakan olehnya saat berpapasan dengan tim jamkesnews.com di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru, baru-baru ini.
“Pertama kali terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan itu tahun 2015, didaftarkan dari tempat kerja di kelas rawat satu, sampai sekarang bisa dibilang kami sekeluarga sudah sering terbantu dengan jaminan dari BPJS Kesehatan, mulai dari berobat ringan, operasi caesar istri dan yang paling berkesan itu pengobatan mata saya yang sudah tiga kali harus dioperasi karena syarafnya mengalami pendarahan,” ujar Heru.
Berawal dari rasa pusing kepala yang kerap mengganggu Heru saat beraktivitas sebagai seorang anggota tim produksi di salah satu media massa ternama wilayah Jakarta. Hingga suatu hari ia berkonsultasi dengan dokter di puskesmas dan dilakukan pemeriksaan ternyata gula darah Heru tinggi yang mengakibatkan rasa pusing kepala terus muncul, setelah mendapat penangan dari dokter dan diberikan obat, ia masih merasakan keluhan yang sama.
“Saya bingung, kok pusing kepalanya masih kambuh terus ditambah lagi penglihatan saya menjadi buram, karena itu saya ke puskesmas lagi dan ternyata diberikan rujukan ke dokter spesialis mata di RSUD Tebet. Di situ diketahuilah bahwa syaraf mata kiri saya dikatakan dokter mengalami pendarahan, sehingga saya harus rutin kontrol untuk pengobatan dua minggu sekali selama beberapa bulan, sampai akhirnya dokter menyarankan saya untuk menjalani operasi untuk menyebuhkan pendarahan syaraf mata,” lanjutnya.
Sebelum menjalani proses operasi, Heru mendapatkan rujukan ke RSCM Kirana untuk memaksimalkan hasilnya dengan dukungan sarana dan prasarana rumah sakit tersebut. Hasilnya operasi penyembuhan syaraf mata Heru berjalan lancar tanpa kendala berarti, termasuk juga penjaminannya yang sudah diakomodir oleh BPJS Kesehatan, berkat status aktif kepesertaan dan mengikuti prosedur yang berlaku.
“Alhamdulillah saya tidak keluar biaya sedikitpun, mulai dari awal kontrol mata, operasi, perawatan rumah sakit, obat-obatan dan biaya kontrol pasca operasi semuanya sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Kemudian juga dari sisi pelayanan yang diberikan selama di puskesmas maupun rumah sakit tidak ada pembedaan antara pasien umum dengan pengguna BPJS Kesehatan, semuanya sama sesuai dengan hak pasien,” ucap Heru.
Melanjutkan kisahnya, selain melalui perjuangan menyembuhkan pendarahan syaraf matanya itu, ia harus melalui operasi lain yakni penyembuhan katarak pada mata kiri dan kanannya. Kesan yang dirasakan oleh Heru bersama Program JKN tidak jauh beberda dengan pengalaman sebelumnya, bahkan terasa lebih mudah karena dirinya sudah memahami prosedur dan manfaat Program JKN.
“Jujur saya merasa sangat bersyukur karena telah menjadi peserta BPJS Kesehatan ini, karena kalau tidak, saya belum tentu sanggup membayar semua biaya pengobatan yang saya dan keluarga dapatkan selama ini, apalagi semakin maju teknologi pengobatannya pasti semakin mahal juga biaya yang harus dikeluarkan, tapi berkat BPJS Kesehatan begitu banyak meringankan beban saya dan keluarga,” imbuhnya.
Sebagai ungkapan terima kasihnya kepada Program JKN, Heru berharap masyarakat Indonesia semakin peduli akan pentingnya menjadi bagian dari program tersebut, demi mewujudkan prinsip dengan gotong royong semua tertolong yang bermakna seluruh masyarakat Indonesia saling meringankan biaya pengobatan satu sama lain. (ahmad)