IPOL.ID – Lantaran harga beras terus meroket dalam beberapa waktu terakhir. Salah satunya berdampak pada para pedagang Warung Tegal (Warteg). Mereka pun berharap pemerintah cepat mengambil langkah untuk menurunkannya.
Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni mengatakan, berharap pemerintah memberikan subsidi beras hingga mengadakan operasi pasar untuk menurunkan harga beras.
“Pertama harga disubsidi. Kedua operasi pasar. Ketiga kalau terpaksa impor tapi opsi ini juga memperhatikan kondisi petani bangsa sendiri,” kata Mukroni dikonfirmasi awak media, Selasa (5/9).
Bukan tanpa sebab, harga beras jenis medium di pasaran wilayah Jakarta tercatat di atas Rp11 ribu per kilogram atau di atas harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan Rp10.900.
Bahkan setelah pemerintah mengeluarkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui Perum Bulog hingga kini harga beras di pasaran juga tidak kunjung turun.
“Kami (pedagang Warteg) banyak memakai IR 64 beras pulen tidak lengket dan masuk beras medium yang sekarang harganya selangit,” ungkap dia.
Mukroni menjelaskan, akibat harga beras medium di atas Rp11 ribu per kilogram, sejak pertengahan Agustus 2023 lalu, para pedagang Warteg terpaksa mengurangi porsi nasi untuk pelanggan.
Dari yang biasanya untuk satu kali memasak beras dapat disajikan menjadi untuk sembilan porsi pelanggan, kini dikurangi menjadi untuk 10 hingga 11 porsi pelanggan.
Menurutnya, solusi itu dianggap lebih baik dibandingkan harus menaikkan harga menu yang dikhawatirkan bakal membuat para pelanggan dari kelas menengah ke bawah ‘kabur’.
“Alhamdulillah belum kedengaran komplain (pelanggan porsi nasi dikurangi). (Kenaikan) harga beras, minyak dan telur, setiap keluarga tahu, jadi dimaklumi porsi nasi agak sedikit,” tutupnya. (Joesvicar Iqbal)